"Siapa yang kamu bilang bodoh?"
Gian tentu tidak terima. Di umurnya yang ke sembilan tahun ranking satu tidak melenceng dari tujuan utamanya bersekolah. Mendapatkan nilai terbaik dengan usaha yang keras bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan.
"Kakak yang ini." Gina menunjuk Gian. "Sama kakak yang ini." Tidak lama setelahnya, telunjuk Gina mengarah ke Gino.
Lirikan mata Gino untuk sejenak mengarah ke Gian yang sepertinya terpancing dengan ucapan adik kembar mereka. Sudah terlalu biasa jika Gian dan Gina sedikit bertengkar hanya karena masalah yang sepele.
"Gina." Sampai akhirnya, Gino yang selalu menjadi penengah mereka.
Seorang anak perempuan pemilik nama menoleh. "Ya, apa kak?"
"Lima dikali lima berapa?" Setelah bertanya Gino tersenyum lembut. Cara ini selalu berhasil membuat Gian lebih tenang dan Gina yang pada akhirnnya hanya bisa tertawa.
"Lima belas," jawab Gina disertai senyumannya yang sangat manis.
"Dua puluh lima!!" Gian membenarkan dengan cepat.