An Ge'er sangat familier dengan wajah tampan dan jelas itu.
Hati An Ge'er seketika kacau. Dia bergegas menunduk lalu memutar tubuhnya dan berjalan ke arah sebaliknya, kedua tangannya terkepal erat.
Saat ini, An Ge'er sama sekali tidak punya muka untuk menghadapi pria itu. Nantinya juga tidak.
Arus lalu lintas terus mengalir tanpa akhir di jalan raya yang lebar, mobil itu sama sekali tidak bisa langsung berputar balik. Jadi, An Ge'er mengira dia telah berhasil melarikan diri.
Sampai ketika gadis itu terus berjalan maju dan melihat sebuah bayangan ramping yang muncul di bawah lampu jalan di depannya. Langkah An Ge'er pun tiba-tiba terhenti, napasnya menegang.
Menengadahkan kepala, pria itu berdiri di bawah lampu jalan. Sudah malam, pria itu telah melepas setelan jasnya yang dingin dan mengenakan pakaian kasual.