Arga mengambil sebuah gelas lalu meremasnya hingga pecah dan menusuk telapak tangan Arga. "Sialan! Kenzo itu harus mati di tanganku seperti gelas ini yang sudah hancur!" teriak Arga.
Alex menatap ngeri ke arah Arga yang terlihat seperti monster bermuka tampan. Ia ingin mengobati tangan Arga yang berdarah tapi tidak berani.
"Tuan, apa perlu kita membunuh Kenzo?" tanya Alex.
"Tidak, saya harus pulang sekarang. Kamu handle semua meeting yang akan dilaksanakan nanti dan jangan biarkan celah bagi para pengkhianat masuk saat saya pergi," jawab Arga.
Arga tahu bahwa Sienna saat ini sangat membutuhkan dia tapi di lain sisi dia tidak bisa menerima anak yang dikandung Sienna. Ia tidak mungkin menerima anak dari pria lain masuk ke dalam pohon keluarganya.
"Seharusnya dulu aku tidak pernah mengajak Kenzo berteman. Lebih baik aku tinggalkan dia dulu," gumam Arga.
Arga membuka dua kancing kemejanya. Ia benar-benar merasa panas saat ini.
"Saya pergi," kata Arga.