Unduh Aplikasi
1.99% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 6: 6

Bab 6: 6

"Dimana rara? Dari tadi aku tak melihat nya bahkan dia bolos kelas hari ini. Aku sudah mencari nya di setiap sudut kampus, apa dia tidak ke kampus hari ini? Tapi tadi kata mama dia sudah berangkat. Aisshh... dimana anak ini !" gerutuk Yasmin tak henti-hentinya mengomel dari tadi.

Yasmin menyusuri danau di belakang kampus dan melihat ada seorang gadis duduk termenung sendiri di bawah pohon rindang menggunakan coat coklat muda dan sepatu boots hitam rambut coklat terurai panjang.

"Cihh.. dasar! Apa yang sedang dia lakukan disana" ujar Yasmin datang dan menghampiri gadis itu.

"Apa yang sedang kau laukan disini? Aku sudah mencari mu kesana kemari ternyata kau sedang enak-enak duduk di sini ya? Bahkan kau tak menghiraukan telfon ku

Rara hanya terdiam dan tidak menghiraukan ocehan Yasmin.

"Raina" panggil nya lagi.

"Ohh.. Jes. Kapan kau sampai?"

"Apa? Bahkan kau tak menyadari aku sampai"

"Seperti nya ada yang mengganggu pikiran mu?" Tanya nya heran kemudian duduk di samping Rara

"Aku hanya sedang merindukan Bryan, sedang apa dia di sana, apakah dia bahagia bertemu dengan Tuhan?"

"Raina, Bryan sudah bahagia di sana. Sekarang Bryan pasti sudah bahagia di surga" ujar nya sambil menepuk-nepuk pundak Raina.

"Yah kau benar, dia sudah bahagia di sana" ujar Raina menyeka air mata nya.

"Kau mau jalan-jalan?" Ajak Yasmin ingin menghibur Rara dia mengerti perasaan sahabatnya itu dan berusaha membuat Rara agar tersenyum kembali.

"Kemana?"

"Hemmm... Keliling" ujar Yasmin tersenyum

Dia pun menerima tawaran Yasmin mereka pun bergandengan dan menyisiri jalan kampus ketika melewati lapangan kampus mereka melihat sedang ada keramaian seperti nya ada pertandingan basket

"Wah siapa itu yang sedang bermain" ujar Yasmin bertanya kepada raina dan dia hanya mengangkat kedua bahu nya bertanda tidak tahu. ketika mereka lihat pria yang bermain basket itu adalah Juna dan Austin pantas saja lapangan basket terasa sesak ternyata kedua maskot ini biang nya. Semua gadis-gadis bersorak riang melihat mereka berlari kesana kemari menggiring bola, melompat dan memasukkan nya kedalam ring.

Juna yang mengenakan Kaos putih memperlihatkan otot-otot nya yang kekar itu suatu kejadian yang langka selama ini dia hanya mengenakan setelan jas atau sesekali menggunakan kemeja yang rapi tapi kali ini berbeda dia menggunakan kaos putih polos sekilas mungkin orang akan menganggap nya juga seorang mahasiswa karena dengan paras seperti itu dia masih sangat cocok di sebut seorang mahasiswa.

Sir Juna!... Sir Juna!... Teriak para gadis itu menyemangati Juna

Dan ada juga yang berteriak menyemangati Austin yang tak kalah heboh nya.

Yasmin mengajak Rara duduk di tribun sebelah sana karena di sini terlalu berdesakan dan tidak leluasa untuk duduk rara pun mengangguk bertanda menyetujui.

"Yeyyyyyyy..... Sir Junaaaa..!!" Teriak Yasmin menyemangati ketika Juna berhasil memasukkan bola ke ring dengan lompatan yang sangat Indah. Juna melirik ke arah Yasmin dan Rara kemudian melambaikan tangan. Seketika Yasmin pun tersenyum dengan cepat dia membalas lambaian tangan Juna tetapi Rara hanya menunduk malu para gadis yang melihat itu seketika berteriak iri melihat nya.

"Yeeeyyyyyy..." Teriak mereka lagi ketika Juna kembali memasukan bola kedalam ring. Sorakan itu saut menyaut memeriahkan permainan mereka.

Setelah berapa menit kemudian permainan pun selesai mereka menepi dan mengambil handuk kecil mereka. terlihat Juna dan Austin sangat akrab bahkan mereka bersalaman seperti seorang teman sebelum Austin beranjak dan meninggalkan lapangan. Banyak gadis berebut ingin memberikan minuman kepada Austin.

"Cihh ... Dasar ganjen" gumam Yasmin dengan senyum smirik nya ketika melihat pertunjukan di depan mata nya itu.

Kemudian Austin menghampiri Rara dan Yasmin

"Ahh aku malu ternyata kalian menonton permainan ku dari tadi, seharusnya aku lebih mengeluarkan kan kehebatan ku" ujar Austin menggoda mereka dan duduk di samping Rara

"Cihh apa katamu? Bahkan kau hampir kalah dengan Sir Juna" ledek Yasmin yang membuat Austin dan rara tertawa terbahak bahak.

Mata juna tertuju ke tribun dan hanya memperhatikan mereka yang seperti nya sangat bahagia tertawa bersama. Kemudian Juna mengambil jas hitam nya yang tergeletak di atas bangku itu kemudian pergi meninggalkan lapangan.

Sebernarnya mata Raina sesekali melihat Juna dan ketika melihat Juna pergi Raina pun bergegas pergi

"kau mau kemana?" Tanya Austin ketika melihat Rara beranjak pergi

"Aku.. aku mau ke toilet sebentar" ujar Raina sambil berlari.

---

"Kemana dia perginya. Cepat sekali" ujar Rara mendongak kesana kemari

"Bukankah tadi dia sakit? Tapi ternyata sudah bisa berlari kesana kemari mengejar bola dan membuat semua gadis bersorak-sorak menyebut namanya"

"Cihhh... Dasar tukang tebar pesona"

"Siapa tukang tebar pesona?" Tanya Juna yang baru saja keluar dari toilet dan berdiri tepat di depan Rara yang hampir membuat Rara menumburnya. Rara pun terkejut kaget kenapa tiba-tiba dia bisa di depannya.

"Anu.. bukan siapa siapa Sir hehe" jawab Rara terbata-bata

"Ah bagaimana keadaan anda apakah sudah membaik?" Tanya Rara mengalihkan pembicaraan.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu hal yang tidak perlu" ujar Juna kemudian berlalu pergi Rara terdiam dan menoleh ke arah Juna yang berlalu dia masih bingung kenapa Juna bersikap aneh seperti itu? mudah berubah-ubah terkadang dia bersikap manis terkadang bersikap sangat menjengkelkan dan itu cukup membuat Rara kesal

"memang nya salah kalau menanyakan keadaan? Apakah dia fikir aku menyukainya? Cihhh... "Ujar Rara dengan penuh kekesalan dan masuk ke toilet lalu membanting pintu dengan sangat keras.

Orang -orang yang berada di toilet sampai kaget mendengar nya.

"Ah maaf pintu nya tadi rusak " teriak Rara memberitahu dari dalam toilet.

"Dia fikir dia siapa? Baiklah mulai sekarang aku tidak akan memperdulikan lagi" ujar Rara dengan jengkel.

Juna's Pove

"Ahh kenapa dia membuat jantung ku berdebar" ucap ku sambil memegang jantung ku yang dari tadi tidak berhenti berdegup.

"Tidak Juna kau tidak boleh" ucap ku lagi memenangkan diri.

Drrrrtttt.... Ponsel ku berdering, ku raih ponsel ku dari dalam saku jas ku

"Kau di mana? " Ujar suara dari seberang telpon

"Aku sedang di kampus ada apa?"

"Kau mabuk?"

"Baiklah aku akan kesana" ujar ku mematikan telpon kemudian berjalan menuju ruangan ku.

Aku mengambil kunci mobil yang tergantung di ruangan ku kemudian bergegas ke parkiran untung nya hari ini sudah tidak ada lagi jam ku. Aku pun melajukan mobil ku dan pergi ke salah satu bar yang biasa aku kunjungi dulu.

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!

To be continue


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C6
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk