Tanda lahir berupa naga yang memenuhi hampir seluruh tubuh Delice perlahan-lahan menjadi samar dan menghilang. Bercak darah yang membasahi tubuh Delice, diserap seperti sedang menambahkan energi.
"Clai! Kemarilah!" teriak Delice.
Clai ragu untuk datang. Melihat Delice yang masih diambang amarah dan keputus asaan. Clai masih bertahan ditempatnya bersembunyi.
"Kalau aku ke sana, sama dengan menyerahkan nyawa tapi apa dia sudah mulai waras?" gumam Clai.
"Jangan memaksaku untuk menyeretmu!" teriak Delice.
Clai membawa orang yang Delice selamatkan, keluar dari persembunyian. Meski harus mati, ia akhirnya siap menyerahkan diri.
Srekkkk… Srekkk… Srekkk…
Suara langkah kaki Clai yang menginjak dedaunan kering. Ia sudah berjalan menampakkan diri tapi Delice tidak berbuat apa-apa, melainkan hanya menatapnya.
"Apa kau punya motor?" tanya Delice.
"Ahhhh!" pekik Clai. Ia hampir saja tersedak.
"Aku bertanya padamu, sialan!" maki Delice.