Ken pergi meninggalkan lorong itu. Darah yang terciprat ke tubuhnya, membuatnya sedikit jijik. Ia memilih kembali ke rumahnya dan mengganti pakaiannya.
"Ada apa denganmu?" pekik Farhan.
"Kau tinggallah di sini baik-baik. Aku..."
"Apa yang sudah terjadi?"
"Aku harus menjaga Naura lebih dekat. Kau tahu siapa orang yang baru saja aku bunuh?" ucap Ken.
"Siapa?" Farhan yang tadinya setengah acuh, langsung peduli.
"Anak buah Hamid Gul!"
Deg...
Farhan langsung mengepalkan tangannya. Nama Hamid Gul terdengar seperti sayatan ditelinga mereka. Kesan buruk, pengganggu, perusuh, pembunuh dan juga orang yang kejam melebihi raja iblis.
"Biarkan aku yang menjaga Naura dari dekat," pinta Farhan.
"Apa?" teriak Ken. Ken mencengkram pundak Farhan. "Kau mau ke mana, bangsat?" bisiknya penuh penekanan.
Farhan langsung merasakan sekujur tubuhnya merinding seketika. "Ak--aku tentu saja mau ke toilet!" jawab Farhan.