Delice berdiri di depan lemari tempat dia menyimpan persiapan pernikahannya dengan Naura.
Delice mengepalkan tangannya. Menahan emosinya supaya tidak terbangun. Sejak pemakanan Hanin tempo hari, Naura tidak bersedia bertemu dengan Delice. Dia mengurung dirinya seorang diri.
"Naura, apa aku harus melepaskanmu? Kau akan bahagia, bukan? Aku…" gumam Delice.
Delice menutup lemari rahasia miliknya. Rahasia yang tidak akan terungkap karena sepertinya, pernikahan yang Delice siapkan, tidak akan pernah terjadi.
Tap… Tap… Tap…
Delice berdiri di depan pintu kamar Naura. Kebetulan, Olin baru saja keluar dari kamar itu.
"Tuan!" pekik Olin.
"Apa dia masih sedih?" tanya Delice.
"Saya rasa, Nyonya…"
"Minggir! Aku mau masuk. Kau menghalangi jalanku!" kata Delice.
"Tuan, tapi Nyonya tidak ingin ditemui oleh…"
"Ingin atau tidak, bukan dia yang menentukan!"