Tepat 4 minggu, Naura mengenang kepergian Diego. Selama itu juga, Naura tidak memiliki gairah hidup.
Naura berjongkok, jarinya yang semakin ramping mengusap batu nisan yang berukiran nama Diego.
"Kakak, hari memang tetap indah meski kau sudah berada disurga, tapi... Hiks... Hiks... Hiks..." suara Naura terhenti oleh tangisannya.
Naura berusaha menahan tangisnya. Mengucapkan sepatah dua patah kata yang belum bisa dia ucapkan ketika Diego masih hidup dan bernafas untuknya.
"Tapi..." Naura berusaha menyelesaikan ucapannya. "Tapi ada ruang yang kosong dihatiku. Hampa meski aku tetap bisa bahagia."
Naura menaburkan bunga di atas makam Diego. Makam Diego tidak pernah memiliki bunga yang layu karena orang hilir mudik bergantian datang untuknya.
"Kakak, aku pulang dulu. Aku akan datang kembali nanti," Naura mengecup batu nisan Diego.