"Jadi pada dasarnya, Lu telah menjual Klub dan membeli sebuah perusahaan bukan?" Aku bertanya.
"Ya, itu dia," kata Radit sambil menyeringai. Aku tahu ini jauh dari kata 'itu', mengingat semua detail yang dia lakukan dalam beberapa menit terakhir saat dia menjelaskan apa yang dia lakukan untuk mencari nafkah, tetapi harus diakui, aku kesulitan memahami kerumitan dari semuanya. Belum lagi aku mendapati diriku lebih fokus pada bibir Radit daripada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Rasanya seperti hampir sepanjang malam saat kami berbicara, bagian tentang diriku yang memperhatikan hal-hal berbeda tentang tubuhnya.
Halo teman-teman, terima kasih tetap setia kepada Radit dan Rain di novel The Brother Love. Jangan lupa tambahkan ke koleksi dan reviewnya teman-teman.
Terima Kasih.