Unduh Aplikasi
4.18% The Brother Love / Chapter 13: PESAN SAKIT HATI DARI RAIN

Bab 13: PESAN SAKIT HATI DARI RAIN

AKHIRNYA pelanggan baru itu pergi juga setelah selesai ku service motornya. Benar-benar aneh itu orang. Masa dia terus memuji-mujiku, aku pikir ada kelainan di otaknya.

Yang penting dia sudah pergi dari bengkelku. Jangan lagi lah ada pelangganku seperti itu.

"Tapi ngomong-ngomong Alex jadi gak ya pergi ke rumahku. Nanti dia lupa malah tidur di rumah." Gumamku.

Aku langsung chat WA Alex menanyakannya.

Gua : Lex, jadi lu pergi lihat keadaan Rain?

Alex : Jadi dong, ni gua lagi sama Rain.

Gua : Gimana keadaannya? baik-baik saja kan?

Alex : Tenang aja, dia baik-baik saja. Malah dia senang dengan kedatangan gua.

Gua : Syukurlah kalau begitu. Jangan bilang gua di rumah lu ya.

Alex : Aman. Lu tenang aja.

Gua : Terima Kasih Lex.

Lega akhirnya mengetahui keadaan Rain baik-baik saja. Sepertinya dia cuma manja yang berlebihan saja. Setelahku tinggalkan 2 hari, buktinya dia baik-baik saja. Tidak mungkin juga kan dia gak makan-makan kalau sudah lapar. Dan gak mungkin juga dia harus nungguin aku pulang untuk di masakin.

Dia hanya berusaha mencari simpatiku aja. Cari perhatian atau apalah namanya itu. Yang penting aku sudah merasa lega sekarang.

"Siang sayang." Seru Angel tiba-tiba datang ke bengkel.

"Eh... sayang, lu datang. Memangnya gak kerja hari ini?" Tanyaku sambil mencium kening Angel.

"Kerja, ni gua lagi istirahat. Kebetulan gua freelance di restoran dekat sini. Jadi gua bawain lu makan siang nih." Jawab Angel memberikan nasi kotak kepadaku.

"Wahhh... makasi ya sayang! Lu benar-benar pacar gua yang baik. Makin sayang gua." Seruku mengambil nasi kotak dari tangan Angel.

Angel melihat kesekeliling, "Lho Rain mana?"

"Dia gak datang, lagi ada urusan katanya hari ini." Sahutku berbohong.

"Tumben, biasanya kemana lu pergi dia pasti ikut." Seru Angel.

"Ya... gua juga gak tau urusannya apa. Tapi katanya penting, jadi gua sendiri yang buka bengkel." Sahutku seraya membuka nasi yang dibawa Angel dan memakannya.

"Jadi sayang lah, gua udah bawa 2 kotak nasi. Hmmmm...." Seru Angel dengan wajah cemberut.

"Gak apa-apa. Nanti biar gua yang makan."

Lalu Angel mengambil air minum dari galon yang berada di belakang meja kasir dan memberikannya padaku.

Angel berjalan melihat-lihat isi bengkel. Semua barang-barang bengkel yang dipajang diperhatikan oleh Angel.

"Ngapain lu, duduk aja sini." Seruku.

"Ah... gak ada, gua cuma lihat-lihat aja. Tumben hari ini sepi." Sahut Angel.

"Iya, baru satu orang yang datang pagi-pagi tadi. Orangnya genit lagi."

"Apa genit? Awas aja lu main-main di belakangku ya." Ancam Angel bercanda.

"Isssshh, siapa yang mau di genitin cowok. Memangnya gua ini apaan." Seruku seraya melahap nasi yang dibawa Angel tadi.

"Apa cowok?? Hahahhahaha...., kalau cowok mah gua gak cemburu." Ejek Angel.

"Ooowhhh..., jadi kalau ada cowok yang deketin gua, lu gak cemburu.?" Seruku.

"Ya tergantung, lu nya mau gak sama cowok itu. Hahahhaha.... memangnya lu doyan."

"Hiiiyyyyy, membayangkannya gua udah jijik. Apalagi selingkuh dengan cowok. Mending cewek lah."

"Ohhh, jadi lu berniat selingkuh? Awas aja lu berani."

"Hahahhaha..... ya gak lah sayang, mana mungkin gua selingkuh. Pacar gua aja cantik, baik dan goyangannya...."

"Ehhh... jangan teruskan. Pasti otak lu ngeres kan?"

Aku hanya tertawa saat bercanda dengan Angel. Akhirnya makanan ku habis, lalu aku pergi ke toilet untuk cuci tangan.

"Gua udah telat nih. Gua balik dulu ya ke restoran." Seru Angel.

'"Jam berapa lu pulang? Biar gua jemput lu nanti." Sahutku seraya membuang bekas makananku tadi.

" Gua sampai jam 10 malam nanti. Gak usah lah yank jemput-jemput. Soalnya gua nebeng sama teman -teman. Nanti kami ada acar ulang tahun teman gua. Jadi gak usah jemput ya." Seru Angel.

"Owwhh, tapi lu gak ngajak gua pergi ke ulang tahun teman lu." Sahutku.

"Gak boleh bawa pasangan kata teman-temanku. Kita cewek semua yang pergi. Ya udah, gua pergi dulu ya. Daaahhh." Seru Angel seraya meninggalkan bengkel.

Sepi sekali bengkel hari ini. Dari pagi tadi cuma satu orang yang service motor. Udah jam 1 siang gak ada lagi yang datang.

Aku pun duduk dekat meja kasir sambil menyandarkan punggungku ke kursi yang empuk. Mataku ngantuk banget, dari tadi menguap terus. Aku mengeluarkan HP lalu bermain game sambil menunggu pelanggan yang lain datang untuk menghilangkan ngantuk.

Saat lagi seru-serunya main game, tiba-tiba ada chat WA masuk dari Alex. Aku segera membukanya.

Alex : Gua bawa adik lu jalan-jalan dulu ya, ntar gua antar lagi dia pulang.

Gua : Mau kemana kalian?

Alex : Ada lah, mau tau aja lu.

Gua : Dasar lu, awas ya jangan bawa dia ketempat yang aneh-aneh

Alex : Gila lu, ada-ada aja pikiran lu sekarang. Dah ya gua pergi dulu. Bye....

Gua : Ya hati-hati.

Syukurlah, mudah-mudahan dengan begini Rain bisa berbaur dengan lingkungan lagi dan mempunyai banyak teman. Kan sejak tamat SMA dia hanya di rumah dan di bengkel. Temannya aja aku terus. Di sekolah pun dia anak yang pendiam, bisa dibilang tak ada teman. Cuma Alex juga yang dari dulu dia bisa akrab.

Dari pagi sampai saat ini Rain tak ada lagi menghubungi aku. Berarti dia sudah sedikit terbiasa tanpa mengandalkan aku. Mudah-mudahan aja Alex membawa Rain kumpul bersama teman-temannya, agar Rain juga bisa dekat dengan yang lainnya.

"Hoooaaaaeeemmm...." Mataku jadi mengantuk dan Bengkel pun sepi.

Hari ini benar-benar sepi. Aku kira dengan cowok aneh tadi datang pagi-pagi bakal rame nih bengkel hari ini. Rupanya dia malah bawa sial.

Aku merasa bosan juga tanpa Rain di bengkel. Biasanya kami selalu kerja sama dan bercanda sambil kerja. Malahan kami berdua sampai kewalahan saking rame nya bengkel ini.

Aku berusaha menahan kantukku. Aku pun berjalan ke luar melihat-lihat.

"Sepi hari ini ya Dit." Sapa seorang pemuda bernama Jhon yang berjualan di samping bengkelku.

"Iya nih Jhon. Dari pagi tadi cuma 1 motor aja yang gua service." Seruku.

"Iya, dagangan gua juga sepi hari ini. Kenapa ya?" Sahut Jhon merasa heran.

"Gua juga gak tau, mungkin pada sibuk kerja semua orang makanya sepi." Seruku melangkah dan duduk di depan warung Jhon.

"Lu mau kopi? biar gua buatin." Seru Jhon.

"Boleh deh, dari tadi gua ngantuk terus." Sahutku.

Jhon pun membuatkan kopi untukku. Dia sama sepertiku, hidup nya sudah mandiri. Jhon juga seumuran denganku. Meskipun masih muda, dia sudah bisa mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya. Ya namanya juga anak Rantau, Jhon tinggal sendiri. Kedua orang tuanya berada di kampung.

Jhon pun datang mengantarkan kopi panas padaku dan menaruhnya di meja. Lalu dia duduk di hadapanku sambil membakar rokok.

"Dari tadi gua gak liat Rain." Seru Jhon melihat ke arah bengkelku.

"Dia ada urusan katanya, jadi gua sendiri yang buka hari ini." Sahutku.

"Gua heran sama adik lu itu, orang nya pendiam dan menutup diri. Ketemu gua aja kalau gak gua sapa dia gak bakal sapa gua. Itupun kalau gua sapa dia cuma bilang iya atau senyum aja."

"Gua aja heran apa lagi lu Jhon. Dia dari kecil memang sudah gua manjain. Akhirnya dia seperti itu. Bukan sama lu aja Jhon, tapi sama orang lain dia juga gitu."

"Makanya gua juga sempat berfikir, apa dia sombong atau gimana sama gua. Tapi ternyata sama orang lain juga begitu."

"Iya, dia maunya ngikut gua terus. Kemana gua pergi dia pasti pengen ikut. "

"Hahahha... Aneh juga adik ku itu. Harusnya lu ajak bergaul dengan sekitar.

"Sudah sering juga gua ngajak dia. Tapi tetap saja, dia dengan dunianya sendiri main game tanpa menghiraukan orang yang ada di sekitarnya."

"Hmmm...., lu harus banyak-banyak sabar lah ya menghadapi Rain."

"Sabar banget."

Tiba-tiba ada pesan WA masuk dari Rain. Aku langsung membukanya.

Rain : Lu kakak gua yang paling menjijikkan. Gua benci sama lu. Jangan pernah temui gua lagi.

Melihat isi pesan WA dari Rain seperti itu membuat aku terkejut. Kenap dengan Rain tiba-tiba dia ngomong seperti itu denganku.

Tidak biasanya dia kasar ngomong seperti itu denganku. Ini yang pertama kalinya dia berani kasar denganku. Biasanya apapun kulakukan yang membuatnya marah, pasti dia akan diam merajuk. Tapi dia akan baikan lagi setelah kesalnya hilang.

Apa mungkin karena 2 hari ini aku meninggalkannya sendirian di rumah. Padahal Alex sedang bersamanya sekarang.

"Kenapa Dit? Kok tegang begitu?" Tanya Jhon heran.

"Gak kenapa-napa Jhon. Cuma chat dari teman. Bentar ya Jhon gua balas dulu chat teman gua." Jawabku.

Aku langsung kembali chat WA Alex.

Gua : Lu masih bersama Rain kan? Apa dia baik-baik saja?

Alex : Iya gua bersama Rain. Dia baik-baik saja, malahan kami sekarang sedang di taman kota jalan-jalan. Kenapa lu nanya-nanya?

Gua : Gak apa-apa Lex, gua kira dia sedang marah atau gimana gitu.

Alex : Marah? Ya gak lah, kami lagi menonton pertunjukan sulap di sini. Dan Rain sangat menikmatinya.

Gua : Owhh gitu, ya udah baguslah. Terima kasih Lex.

Aku menjadi heran dan bingung. Bisa-bisanya Rain chat aku dengan bahasa yang kasar seperti itu. Apakah benar dia yang membuat pesan itu? Kalau bukan dia terus siapa lagi. Gak mungkin Alex yang melakukan hal tersebut.

Alex saja bilang kalau Rain sangat menikmati jalan-jalan mereka. Berarti Rain tidak dalam keadaan marah ataupun kesal. Tapi jelas sekali chat ini dari nomor Rain.

Apa yang terjadi dengan Rain sampai dia bisa berkata seperti itu padaku.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Richard_Raff28 Richard_Raff28

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C13
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk