"Keponakan saya meminta saya untuk mengikuti ujian, dan dia selalu mengganggu saya kalau saya tidak mengikuti ujian." jawab Deni.
Fira terdiam ... Bukankah itu demi pamannya sendiri?
Pak Winarto hanya bisa berkata "... Meski begitu, saya akan menemui Anda besok dan melakukan diskusi yang lebih rinci. Apa Anda ada waktu?"
"Ya, baiklah. Kita bisa membicarakannya besok." kata Deni.
Keesokan harinya, Fira menerima telepon dari kakeknya di pedesaan. "Fira, sesuatu telah terjadi. Cepat kemari. "
"Ada apa?" tanya Fira terkejut.
"Cucu tetangga berusaha menaiki Dewa Perangmu, dan kuda itu menjadi temperamental lalu melemparkannya."
Fira terkejut mendengarnya "Apa dia terluka parah?"
"Tidak, tidak. Dia tidak apa-apa. Tapi sebaiknya kamu datang kemari secepatnya. Kuda ini benar-benar berbeda dibandingkan dengan ketika dia dibawa pulang, dan temperamennya juga telah berubah."
Fira bergegas ke pedesaan dan memanggil Yuri dalam perjalanan kesana.