Dean membawa Shena menjauh dari lapangan dan berhenti di taman belakang sekolah. Ia menyuruh Shena untuk duduk di salah satu kursi yang berada di pinggir taman tersebut.
"Jelaskan." kata Dean saat ia sudah duduk di sebelah Shena.
Satu pertanyaan, satu kata, dan satu penegasan yang jelas tersirat dalam ucapan Dean. Shena yang mendengar pertanyaan tersebut seketika tertegun. Sekujur tubuhnya kembali bergetar, takut jika Dean akan kembali memarahinya.
"Aku suruh kamu buat menjelaskan. Bukan hanya diam saja , Shena," kata Dean.
"Apa benar kamu datang ke lapangan karena ajakan dari Barents?" tanya Dean.
Shena tampak menundukkan kepala. Jari jemarinya saling bertautan satu sama lain. Mencari cara supaya ia tidak terlihat ketakutan.
"Shena—"
"Barents memang meminta Shena untuk datang ke lapangan. Tapi Shena ke lapangan tadi bukan untuk melihat Barents," jawab Shena cepat dengan satu kali tarikan napas.