Semua bercanda tawa bersama-sama. Semua berkumpul dan makan bersama tanpa ada batasan antara majikan dan asisten rumah tangga. Beberapa kali Fathan melirik ke arah Tasha yang ada di sampingnya. Tawanya yang lembut membuat Fathan tertarik.
"Kamu lihat apa?" Tanpa aba-aba Tasha menolehkan kepalanya.
Fathan terkejut, ia mengalihkan bola matanya agar tidak terlihat sedang memperhatikan Tasha, "Ti-tidak. Aku hanya melihat Papa saja."
Tasha terkekeh dalam hati, "Jangan seperti itu. Aku tahu kalau kamu sejak tadi memperhatikanku."
Fathan dibuat salah tingkah dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Fathan pun menggaruk kepalanya walau tidak gatal. Melihat wajah Fathan yang memerah, tawa Tasha pecah.
"Hahaha, lucu sekali kamu. Wajahnya merah seperti kepiting rebus," ledek Tasha.
"Ekhem, sepertinya ada yang sudah mulai dekat." Tania ikut menimpali.
"Kita 'kan sudah menjadi teman baik, Tante," jawab Tasha.
"Lebih dari teman juga tidak apa."