Mereka saling bertatapan menyebabkan gejolak amarah semakin menggebu-gebu. Saat ini, mereka memang sedang memperebutkan seorang wanita yang tengah berada tepat di antara mereka berdua. Alleta panik, ia melihat dengan jelas bagaimana sorot mata Fathan yang seperti akan menerkam Deriq. Begitupun dengan teman kencannya itu, Deriq begitu perhatian kepadanya sampai rela membela karena perlakuan Fathan yang kasar.
"Kau hanya temannya saja, aku kekasihnya!" Suara Fathan membentak dengan penuh penekanan.
Deg! Seketika Deriq terdiam. Selama ini yang ia tahu kalau Alleta belum memiliki kekasih. Tetapi ternyata hari ini ia tahu semuanya. Bola mata Alleta terbelalak sempurna, telinganya dapat jelas mendengar kalau Fathan mengakui ia sebagai kekasihnya, dan bukan sebagai istrinya. Ada rasa kecewa tersendiri, padahal ia berharap jika Fathan mengakui dirinya sebagai seorang istri.