"Andrea ayo makan malam," panggil sang mama karena sejak datang anaknya tidak turun ataupun keluar kamar. Ia perlahan membuka pintu karena tidak mendapat sahutan. Bibirnya menyunggingkan senyum ketika mendapati Andrea yang tengah tertidur puas. Diana bisa melihat bagaimana wajah lelah putrinya saat ini. Tapi, ia juga melihat ada kesedihan. Ia tidak ingin memaksa Andrea berbicara, tapi memilih menunggu. Mungkin saat ini Andrea memang butuh tempat ternyamannya. Diana sempat berpikir apa gerangan yang membuat putrinya itu mendadak pulang. Jika hanya lelah ia bisa mengambil libur tanpa harus cuti. Memang naluri seorang ibu tidak akan bisa di bohongi. Ia berlalu untuk memberikan Andrea waktu beristirahat. Tanpa di jelaskan pun Diana bisa melihat ada bekas air mata. Ia menghela napas pelan dan kembali menutup pintu.
"Mana Andrea ma?" tanya Wiratama begitu melihat istrinya turun seorang diri.