Unduh Aplikasi
64.7% Perjalanan Cinta KIRA / Chapter 66: Cinta tapi Benci

Bab 66: Cinta tapi Benci

"Jadi aku tetap di hukum, kan? Fuuuuh.. Aku pikir kau sudah benar-benar menjadi baik, tapi tetap saja, kau seorang Ryan. Hah, mana mungkin tak akan menghukumku!" Kira protes dakam hatinya, tapi tetap mengikuti langkah Ryan meninggalkan taman. Mereka berdua, termasuk Asisten Andi dan para bodyguard berjalan ke arah parkiran menuju mobil Ryan.

Klek

"Masuklah!" Ryan menyuruh Kira masuk lebih dulu, saat Asisten Andi membukakan pintu mobil

"Terima kasih." Kira masuk dan menggeser duduknya supaya Ryan juga bisa masuk melalui pintu yang sama.

"Suamiku, kenapa tanganmu berdarah seperti itu?" Kira baru menyadari, darah sudah kering di tangan Ryan.

"Kenapa? Apa ada masalah?"

"Kau berkelahi?"

"Aku laki-laki, pasti aku berkelahi!" Ryan menjawab sekenanya.

"Kita mampir apotek dulu, beli obat untuk lukamu, supaya tak berbekas dan infeksi. Ini kan pasti sakit!" Kira memegang tangan Ryan dengan hati-hati.

"Kau memperdulikanku? Kau mengkhawatirkanku? Apa kau sungguh-sungguh?" Ryan ingin bicara seperti itu pada Kira. Tapi ego-nya terlalu tinggi untuk bertanya seperti itu.

"Kau pikir karena siapa tanganku begini, pacar doktermu yang membuatku seperti ini! Kau tahu. Karena perbuatannya ini, hukumanmu akan aku tambah!" Kata-kata inilah yang keluar dari bibir Ryan.

"Willy.. Kalian berkelahi?"

"Oh, Ya Rob.. Apa Willy memukuli Ryan?" hati Kira menjadi merasa bersalah dengan meninggalkan Ryan tadi.

"Jangan kau pikir aku preman! Aku berkelahi? Hah.. Bukan levelku!" Ryan tersenyum dengan mencibir.

"Lalu?"

"Huufff!" Ryan menghela napas. "Kenapa kau bodoh sekali, hah? Tanganku seperti ini. Karena aku memukuli Dokter gila itu dengan kekasihnya!"

"Astaghfirulloh.. Kau memukuli mereka?" Kira sangat kaget mendengarnya.

Ryan mengangguk

"Tak seberapa.. Dibandingkan dengan luka yang mereka perbuat padamu!"

Kira bengong mendengar perkataan Ryan. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya.

"Oh suamiku.. Luka yang ditinggalkan Willy memang menyakitkan. Tapi kau tak perlu memukuli mereka seperti itu.. Karena luka yang kau tinggalkan padaku, lebih menyakitkan dari yang Willy tinggalkan. Dan kau memukuli Willy. Merasa hebat sekarang telah membalas lukaku? Hmmm... Apa aku katakan ya, betapa banyak Suamiku melukaiku? Supaya suamiku Ryan yang perkasa membalas rasa sakitku pada dirinya sendiri.. Hahahahah!" tapi puluhan kata sudah terlontar dalam hati Kira mengomentari sikap Ryan ke Willy.

"Kenapa kau bengong seperti ini? Apa kau bingung bagaimana harus berterima kasih padaku?" suara Ryan membuyarkan imajinasi indah dalam kepala Kira.

"Tentu saja, terima kasih kau sudah membantuku.. Tapi lain kali, jangan lakukan itu... Tanganmu jadi penuh luka karena itu, ini akan menyakitkan. Kita mampir ke apotik dulu ya!" Kira mengelus tangan Ryan.

"Aku akan lakukan apapun dan menghukum siapapun yang melukaimu!"

"Hahaha.. Apa keren kata-kataku itu? Tadi aku bicara agak kencang supaya Andi mendengarnya! Hahaha" Ryan semakin berbunga-bunga.

"Hueeeek.. Aku tahu maksudmu berbicara sekencang itu.. Kau pasti saat ini sudah terbang ke langit ketujuhkan? Hahahah! Gila.. Bisa gila aku mengurusi cintamu dengan Kira terus-terusan!" jiwa dan hati Asisten Andi sudah mencibir mendengar perkataan Ryan barusan.

"Hahaha.. Aku harusnya bilang. Kau melukaiku.. Kau harus menghukum dirimu sendiri, suamiku... Hahahaha! Oh, Astaghfirulloh.. Apa ini yang aku pikirkan, hihi.. Semakin malam, pikiranku semakin ngelantur. Aku tak ingin dia terluka seperti ini dan terkena masalah hukum nantinya.. Dia harus bisa mengendalikan dirinya lebih baik." Beruntung, Ryan sedang berbunga-bunga, dan tak memperhatikan mata Kira. Akan sangat berbahaya kalau Ryan melihat mata Kira dan sadar kalau Kira sedang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Sudahlah, aku mohon.. Jangan pukul orang lain lagi.. Jangan lukai tanganmu lagi.. Aku mengkhawatirkanmu!" Kira mengambil tissue basah, dan menghapus darah kering yang menempel disana.

"ShaKira Chairunisa apa yang kau lakukan?"

"Membersihkan darah keringnya. Tapi nanti kita tetap harus mengobatinya supaya tak ada bekas luka." Kira menjawab, masih menunduk dan membersihkan luka Ryan

"Sudahlah!" Ryan mengambil tangannya dari pangkuan Kira, dan menarik Kira dalam pelukannya. Memeluk Kira dengan erat.

"Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau begitu baik padaku, padahal aku sudah menyiksamu dan hampir membunuhmu? Kenapa kau memperlakukanku seperti aku tak pernah berbuat buruk padamu? Apa yang sekarang harus aku lakukan padamu? Bagaimana jika penyakit kejiwaanku berbahaya bagimu? Haruskah aku melepaskanmu? Haruskah aku merelakanmu, supaya suatu saat nanti aku tak akan melukaimu? Tapi aku tak ingin kau pergi dariku.. Aku ingin kau selalu disisiku.. Bagaimana aku bisa menjagamu selalu diaisiku, jika aku bahkan ga bisa mengenalimu saat wanita lain datang menggodaku. Dan bagaimana ini.. Kau adalah anak dari pembunuh kedua orangtuaku! Aku tak bisa membuatmu tinggal disisiku. Aku tak bisa membiarkanmu mendapatkan tempat dihatiku.. Kenapa semua serumit ini?" Ryan tak bisa menemukan solusi untuk perasaannya pada Kira. Dia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Ryan hanya tahu, saat ini dia ingin memeluk Kira erat. Merasakan Kira dalam dekapannya, dan merasakan kepemilikannya atas Kira.

"Ehm.. Suamiku.."

"Ada apa?"

"Kau memelukku semakin kencang.. Aku sulit bernapas.."

"Ah, apa yang aku lakukan? Apa aku hampir membunuhnya? Apa terlalu besar masalah kejiwaanku hingga aku bisa melukainya?" Ryan agak panik, banyak spekulasi dalam pikirannya dan Ryan segera melepaskan pelukannya pada Kira.

"Hey, apa kau tak ingin aku memelukmu? Kau menginginkan pelukan dari laki-laki lain, hah?" cara Ryan untuk melindungi harga dirinya.

"Bukan.. Bukan begitu, suamiku.. Aku ingin kau memelukku, tapi seperti ini!" Kira mencontohkan pada Ryan, cara Kira memeluk Ryan. "Ini tidak menyakitkan, suamiku.. Tapi lembut."

"Hah, apa kau bilang tadi? Apa pelukanku menyakitkan?"

Kira menggeleng

"Bukan.. Jangan salah paham.."

"Kenapa sekarang kau memelukku?" Ryan bingung dengan Kira yang memeluknya tanpa memberi penjelasan.

"Suamiku.. Ini sudah tengah malam, dan aku sangat lelah.. Aku yakin kau juga lelahkan? Bisa kita diam seperti ini dulu? Setidaknya, kita bisa tidur beberapa menit sebelum sampai dirumah. Biarkan aku memelukmu.. Bolehkan?" Kira mencoba bernegosiasi pada Ryan. Kira juga sudah sangat kelelahan untuk mendapatkan omelan lagi.

Ryan tak menjawab. Dia membiarkan Kira seperti itu dan meletakkan tangannya di bahu Kira. Dan kurang dari lima menit, Kira sudah tertidur sambil memeluk Ryan. Dia sudah terlalu lelah dengan banyak berlari dan menangis hari ini. Membuat Kira cepat sekali mengantuk.

"Andi, mampir apotek! Beli obat untuk tanganku!" Ryan menulis pesan dihandphonenya, sambil memeluk Kira yang tertidur pulas.

"Baik. Tuan Muda!"

"Andi, batalkan pertemuan dengan Farida besok. Batalkan semua meetingku. Besok, aku ingin menemaninya ke kampus. Bawa pekerjaan yang bisa dikerjakan dirumah ke apartemenku."

"Baik. Tuan Muda!"

"Hah. Tambah kerjaanku lagi. Seenaknya gonta ganti jadwal! Apa dia pikir mudah menyusun jadwal perusahaan besar? Hufff.." Walaupun Asisten Andi kesal, tapi dia tetap membereskan semua pekerjaan Ryan. Dia tahu apa yang harus dilakukannya. Asisten Andi adalah orang terkuat yang ada dibelakang Ryan, yang membantu Ryan hingga sampai sehebat ini. Kolaborasi mereka berdua dalam pekerjaan, membuat bisnis Ryan semakin besar dan berkembang maju.

Beberapa kali mobil berhenti sebelum sampai ke apartemen. Pertama ke apotek membeli obat, ke pom bensin membeli bensin, dan terakhir, Ryan meminta Asisten Andi menggedor salah satu gerai Pizza hut miliknya. Memaksa karyawan kembali ke sana untuk memasak Pizza di tengah malam.

"Apa ada lagi yang Anda butuhkan, Tuan Muda?"

"Aku mau liburan. Hari jumat ini."

"Baik, Tuan Muda. Anda ingin ke mana?"

"Italy. Siapkan pasportnya! Kita pergi pakai jet pribadi."

"Baik, Tuan Muda!"

"Liburan di saat perusahaan Anda sangat sibuk. Hahhaha.. Luar biasa.. Tapi baguslah, Anda bisa mengecek cabang usaha Anda di sana dan aku bisa jalan-jalan juga hahaha!" Asisten Andi tak tahu lagi harus bagaimana mengomentari kegilaan Ryan. Yang dia tahu, sekarang dia sudah sangat mengantuk dan butuh istirahat.

Akhirnya, yang ditunggu. Mobil Ryan telah memasuki lobby apartemen, Millenium Tower by Rich Group. Jam sudah menunjukkan pukul dua malam. Alih -alih membangunkan Kira Yang sudah tertidur sangat lelap dan pulas, Ryan memilih untuk menggendong Kira dengan kedua tangannya.

Kira tak merasakan apapun. Dia tidur seperti bayi, sangat pulas. Tiga hari Kira tak tidur dengan benar. Malam di saat Stella ada di apartemen, malam di saat di rumah sakit dan terakhir tadi malam di saat Ryan tak kembali ke apartemen. Kegiatannya hari ini juga sangat melelahkan. Membuat Kira sukses tidur bagai orang dalam pengaruh obat bius.

Hari ini, Ryan ada di apartemen. Penjagaan menjadi lebih ketat. Sepuluh bodyguard pria berada di depan apartemen. Tak ada bodyguard wanita. Asisten Andi melarang ada wanita selain Kira di sekitar Ryan.

Tiiit

Pintu apartemen terbuka. Ryan masuk dan langsung membopong Kira ke atas. Asisten Andi masuk mau menaruh Pizza di meja makan, lalu segera keluar meninggalkan Ryan.

"Hah... Kau berat sekali.. Kau tidur bahkan tak merasakan apapun.. Apa kau begitu lelah? Apa hari ini begitu berat untukmu? Lihat wajahmu, sampai jelek dan pucat seperti ini.. Apa kau tahu kau terlihat tak cantik dengan wajah pucat seperti ini? Kau terlihat sangat lelah dan tak bahagia.. Kau harusnya sedikit ber make up didepanku. Kau harusnya selalu tampil cantik seperti wanita-wanita lainnya, sehingga aku tergoda denganmu dan mau tidur denganmu.. Tapi kau. Justru berpenampilan seperti ini.. Apa kau tahu, kau sama sekali tak menarik? Kau tahu kalau kau tak akan bisa bertahan lama disisiku dengan penampilanmu seperti ini, kau tahu berapa banyak wanita cantik yang tergila-gila denganku dan ingin mendekat kepadaku? Hahaha... Kau pasti tak tahu. Makanya kau berpenampilan seperti ini!" Ryan terus memaki Kira dalam hatinya

"Haah.. Suamiku, kita sudah sampai.. Ini.. Ini.. Di apartemen?"


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C66
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk