Unduh Aplikasi
70.25% Pertemuan Tidak Terbatas !!!!! / Chapter 281: Saling Mengungkapkan Masalah

Bab 281: Saling Mengungkapkan Masalah

"....."

Keduanya kemudian diam setelah lelah berteriak, lalu Kirisu-sensei langsung memukul kepala Yuuki menggunakan buku tebalnya!

Bam!

"Hayama! YUUUUUUKI !!! Apakah kau ingin membuatku mati terkena serangan jantung ?!" kata Kirisu-sensei dengan nada marah.

Yuuki hanya menggosok kepalanya dengan lelah, "Sensei, itu sakit..."

"Siapa yang menyuruhmu membuatku terkejut! Dan kenapa kau memainkan hal menakutkan seperti itu!"

Yuuki keluar dari portal dan kemudian berbisik: "Nah, karena aku malas naik tangga, jadi aku menggunakan ini. Sekalian ingin mengecek apakah itu berhasil, lagipula ini adalah hadiahku untuknya."

"Lebih penting lagi..." Yuuki menundukkan kepalanya dan bertanya dengan nakal: "Sensei, apakah kau bertambah pendek?"

" #### !!!!"

Kirisu-sensei langsung menarik telinga Yuuki dan menyeretnya menuju ruangannya: "Sekarang ikuti aku ke ruanganku untuk mendidikmu !!!"

Yuuki: "Hanya berduan?"

"Kau masih perlu bertanya?"

Yuuki langsung berjalan tegap, "Yosh! Aku sudah siap!"

"....."

Kirisu-sensei tidak mau mengatakan apapun lagi pada remaja yang malah terlihat biasa saja saat dia mengajaknya ke ruangannya.

Jika digantikan ke siswa lain, mungkin mereka akan langsung berkeringat deras~

Dan akhirnya, setelah sampai di kantor pribadi milik Kirisu-sensei, bukannya langsung duduk, Yuuki malah berjalan ke arah meja disamping untuk membuat kopi.

Melihat ini, Kirisu-sensei merasa sudut mulutnya berkedut keras. Dia berkata, "Apakah kau tahu ini dimana, Hayama Yuuki-kun?"

"Ha? Ohh, bukankah kantor sensei? Oh benar, Sensei mau satu? Kopi apa?"

"....Tolong kopi susu, susunya dua sendok."

"Oookeeee~~"

Pada akhirnya Kirisu-sensei menyerah mengatakan sesuatu kepada Yuuki, dan dia malah meminta remaja itu untuk membuatkan kopi untuknya.

Sementara dia sendiri sedang memilah beberapa pekerjaan disana, guru ini tidak lupa untuk mengirim pesan kepada ketua kelas dari kelas yang seharusnya dia ajar sekarang agar tidak kelewatan.

Nah .. meskipun dia bisa yakin bahwa ketika kelas tidak ada guru, para siswa pasti akan berkeliaran dan ramai seenaknya sendiri.

"Yup, ini kopimu Sensei. Nikmatilah..." Yuuki menyerahkan kopi kepada Kirisu-sensei dan duduk di kursi tepat di depan guru itu.

Keduanya minum kopi dengan tenang, dan tanpa sadar keduanya mendesah dalam saat bersantai di kursi masing-masing.

Yuuki membuka matanya terkejut, dan tiba-tiba dia terkekeh yang membuat Kirisu-sensei malu sekejap sebelum akhirnya dia terbatuk.

"Kurasa itu kerja keras untukmu, Sensei. Kelasmu penuh dengan anak-anak bermasalah."

"Dan lihat siapa yang berbicara?" Kirisu-sensei mengangkat cangkir kopinya dan berkata: "Pahlawan Bumi yang menyelamatkan kami dari para Alien di luar sana pantas mengatakan itu kepadaku?"

"Haa? Tunggu, beritanya sudah menyebar? Azazel sialan... mulutnya tidak bisa dijaga!"

Kirisu-sensei menghela nafas, "Jika kau ingin mengutuk seseorang, pasang wajah marah terlebih dahulu daripada wajah tersenyum itu."

"Ehhh...Ah, Hahaha..."

Yuuki menepuk kepala bagian belakangnya saat menyadari bahwa ekspresinya salah.

Naahh..ini tidak bisa disalahkan pada Yuuki, karena tujuannya memang untuk menyebarkan kebohongan kepada seluruh manusia di Bumi!

Dia benar-benar penasaran, apa jadinya jika mereka tahu bahwa itu semua Prank?

Itu pasti....sangat menyenangkan untuk dilihat!

Kirisu-sensei sendiri menatap remaja itu dalam diam.

Siapa yang bisa menyangka, bahwa anak bermasalah di kelasnya ternyata akan dewasa lebih cepat dari yang dia duga, dan bahkan dia sudah berjuang untuk Kemanusiaan itu sendiri secara diam-diam...

Dia tidak tahu apakah harus senang atau sedih.

Seorang remaja di usia emasnya, harus menanggung itu semua. Bahkan jika dia merasa bahwa Yuuki yang dulu sudah dewasa dibawah penutup kelakuan konyolnya, terasa kalau dia yang sekarang benar-benar dewasa dalam arti yang sesungguhnya....tapi itu dikarenakan tekanan yang hanya bisa remaja itu ketahui.

Terasa sangat....tragis...

Guru wanita itu dengan wajah yang dingin menatap keluar jendela dan bertanya: "Bagaimana rasanya di Luar sana, Hayama-kun?"

Gerakan tangan Yuuki terdiam di udara, dan kemudian dia menyesap kopinya pelan sebelum berkata:

"Menakutkan, dingin, sepi, gelap, tak terbatas....dan, menyedihkan."

"....Untuk bisa membuatmu mengatakan itu, apakah benar-benar sebrutal itu?" tanya Kirisu-sensei pada remaja di depannya.

Yuuki menggelengkan kepalanya, "Alam Semesta itu sangat luas Sensei, lebih luas dari apa yang bisa aku bayangkan. Ketika kau menginjakkan kaki ke planet lain, rasa takut akan secara wajar ditransmisikan ke tubuh...."

"Kita tidak sendiri, aku yakin itu. Bukti terbaik adalah luasnya Alam Semesta ini, dan selama kita terus maju dan maju...semua itu akan terungkap secepatnya."

"Seperti...Robot Alien besar yang ada di Saturnus, dan juga kelompok Aines Synclavia bukan?"

Kirisu-sensei yang awalnya memiliki wajah dingin tiba-tiba melembutkan wajahnya saat menggosok ringan lapisan luar cangkir kopinya.

"Naa, Hayama-kun...Apakah kau pernah merasa, apa yang kau lakukan itu melelahkan?"

"....Lebih dari sekali Sensei. Lebih dari apa yang bisa kalian semua bayangkan." Yuuki menghela nafas panjang pada saat ini dan meletakkan cangkirnya.

Melihat ini, Kirisu-sensei memejamkan matanya lembut.

– Ya, Dunia hanya melihat masa emas dan juga kegunaannya. Tapi tidak ada yang tahu seberapa besar usaha yang dilakukan remaja ini...

Memikirkan sebulan yang lalu, surat kabar benar-benar di dominasi oleh berita mengenai Hayama Yuuki.

Dari pertempuran besar, Sidang Dunia, penemuan Dunia Kuantum, Persahabatan dengan orang-orang dari Dunia Lain, dan yang terakhir adalah "Pertempuran Melawan Alien"

Seperti yang Azazel katakan, apa yang dia lakukan lebih dari cukup untuk membentuk Epos dan Epic dari ceritanya sendiri.

... Tapi apakah ada yang pernah melihat jerih payahnya?

Tidak, tidak ada yang tahu.

– Jika ada yang bisa disebut sebagai Pahlawan, mungkin itu adalah remaja ini yang bisa menyandang gelar itu....Tidak, kurasa itu tidaklah penting.

– Satu title tambahan pada namanya bukanlah yang anak ini cari. Dia hanya pria paling bebas dan tidak terikat pada embel-embel apapun itu.

– Ini benar-benar....

Kirisu-sensei: "Membuatku iri."

"Hm? Iri pada apa? Iri padaku? Sensei ingin pergi ke luar angkasa?"

"Tidak! Lupakan apa yang kukatakan tadi!" Kirisu-sensei langsung menajamkan kata-katanya pada Yuuki.

Yuuki hanya angkat tangan tanda menyerah, "Nnnn ...Kalau begitu kita lanjutkan pembicaraannya? Kenapa Sensei membawaku kesini? Tidak mungkin hanya untuk minum kopi dan berbincang manis kan?"

"Serius sedikit, Hayama-kun!" Kirisu-sensei menyipitkan matanya dengan dingin.

Tapi remaja itu hanya tertawa "Haha" disana.

"Awalnya aku ingin menghukummu karena membuatku ketakutan setengah mati tadi, tapi sepertinya itu tidak perlu. Tapi masalah ini, aku harus membicarakannya dengan serius."

"Oh? Masalah apa? Apakah Aine yang membuat masalah di kelas tadi?"

"....Kau mengetahuinya?"

Yuuki mengangguk, "Yuvia adalah ciptaanku, dan semua yang dia lihat adalah apa yang aku lihat. Dan karena dia selalu berada disebelah Aine, aku tahu apa yang terjadi sejak awal."

"....Dan kau membiarkan itu terjadi begitu saja?"

"Itu bukan salahku!"

Yuuki mengangkat bahunya santai: "Aku hanya membuat, dan masalah tadi bukan karena aku, tapi karena kepribadian Aine yang terlalu sombong dan canggung, itu saja."

Kirisu-sensei memijat pelipisnya mendengar ini, "Tapi...Apakah kau tahu bahwa Aines-san benar-benar membuatku sakit kepala? Bukan hanya aku, tapi hampir semua guru yang mengajarnya!"

"Ehem, kalau begitu aku akan berusaha membetulkan kepribadiannya nanti. Tapi hasilnya tidak bisa kujamin, kecuali Gabriel sendiri yang turun tangan. Dia sangat baik dalam merubah kepribadian seseorang sebagai seorang psikolog."

"Itu bagus." Kirisu-sensei menghela nafas lega mendengarnya.

Kemudian dia membuka lacinya dan mengambil setumpuk kertas yang diserahkan kepada Yuuki.

Melihat ini, Yuuki menyingkirkan cangkir kesamping dan membawa tumpukan itu ke sisinya.

"Ini....data, nilai, bakat, dan kemampuan komunikasi siswa?"

Yuuki menatap Kirisu-sensei dengan serius, "Apakah sekolah sudah mempersiapkan calonnya? Lalu, langkah selanjutnya, bukankah itu..."

"Ya, itu adalah "Pemilihan" untuk mendapatkan elit dari elit siswa kami."

Kirisu-sensei mengetuk mejanya dan berkata dengan lembut, "Kali ini ada banyak siswa yang dicalonkan para guru. Kita harus menyaringnya lagi sebelum ke Festival Bangsawan Sekolah, dan itu semua terserah kepadamu untuk memilih mereka...."

Yuuki akhirnya tersenyum dengan wajah yang cerah: "Haha, apakah sudah waktunya untuk memilih ulang..."

"Senbonzakura (Ribuan Bunga Sakura) !!!"


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C281
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk