"Sial, setelah Honkai, apakah kau ingin memaksudkanku untuk melawan Machines Gods?"
Yuuki tidak bisa membantu membisikkan tingkat atas kekuatan dari seri Masou Gakuen HxH.
Tidak, bukannya dia takut....Apa? Kalian tidak percaya?
.....Umm, sebenarnya, Yuuki memang takut. Sumpah, selain terkejut, ketakutan mengenai adanya Vatlantis membuatnya takut!
Dia tidak takut pada Vatlantis itu. Tapi dia takut pada hal yang jauh di atas cerita yang keberadaannya disebut Machines Gods!
Machines Gods atau disebut Deus Ex Machina. Keberadaan yang satu tingkat lebih tinggi dari Herrescher of End!
Dalam cerita Masou Gakuen sendiri, meskipun kekuatan tempur antara Bumi dan Vatlantis, dan teknologi mereka bisa dikatakan sebagai beberapa kemajuan tinggi dibanding Dunia ini sekarang...
Tapi Yuuki dapat dengan mudah mengalahkan Vatlantis sendirian jika dia mau.
Heart Hybrid Gear atau disingkat HHG (armor berteknologi sihir untuk Vatlantis) adalah armor yang menyediakan berbagai macam kemampuan, dan merupakan senjata andalan dalam cerita itu.
Tapi....Hah! Itu hanya armor biasa bagi Yuuki yang hanya meningkatkan kemampuan fisik, reaksi, kecepatan, dan memberikan sedikit kemampuan magis tambahan pada pengguna.
Bagi Yuuki, Luxiel sendiri atau bahkan E-Bom sudah cukup untuk melawan mereka!
.... Tidak, itu terlalu berlebihan. Bahkan Senjata pengurai atom dan senjata pemakan logam lebih dari cukup untuk melawan mereka.
Tapi jika itu sudah sampai ke titik Deus Ex Machina, itu bukan lagi cerita apakah dia bisa mengalahkannya, itu benar-benar keberadaan yang bisa disebut Tuhan!
Deus Ex Machina dalam cerita mampu menulis ulang Dunia (Alam Semesta Bumi dan Alam Semesta Vatlantis) dengan mudah, dan mereka bahkan bisa membentuk planet dengan mudah.
Bisa dikatakan mereka mampu merubah perkembangan sebuah cerita dengan mudah dari dua Alam Semesta yang berbeda!
Bahkan Herrescher of End belum mencapai kekuatan seperti itu, dan paling banyak yang diketahui, Herrescher of End hanya mampu menulis ulang Dunia dari satu Alam Semesta saja.
Yuuki memandang ke atas dan berbisik: "Satu demi satu keberadaan mereka semakin terungkap yang membuatku sedikit tidak bisa berkata-kata...."
"Apakah kau tahu mereka? Vatlantis?" tanya Hasegawa-sensei khawatir.
Yuuki mengangguk pada Hasegawa-sensei, "Mereka Vatlantis, bukanlah Atlantis yang ada dalam mitos cerita kita. Mereka....dari Alam Semesta yang lain!"
"Alam Semesta yang lain?" Mata Hasegawa-sensei menyipit saat mendengar ini.
Dan Shizuka-sensei juga bertanya, "Lalu, lalu Yuu-chan, mereka kesini adalah Alien kan? Mereka...ingin apa?"
"....Mungkin, aku tahu."
First Another Universe Conflict, ini adalah cerita awal dari perang antara dua Alam Semesta di cerita.
Dan alasan kenapa ini terjadi, itu karena...Ratu Vatlantis mereka, tanpa diketahui alasannya terjatuh dan memasuki Alam Semesta lain (yaitu Bumi) yang membuatnya hilang ingatan.
Demi mencari Ratu mereka, perang terjadi dan hasilnya....Manusia di cerita hanya bisa bertahan dengan mengapung di lautan yang luas karena daratan sudah hancur semuanya menjadi reruntuhan tak dikenal!
Kepalan tangan Yuuki dipererat dan matanya yang kosong saat ini berubah warna menjadi merah saat berkata: "Jangan pernah berpikir aku akan membiarkan itu terjadi!"
"Jarvis! Kau sudah melihat situasinya kan?"
<Yes Sir>
"Kau bawa beberapa Ex-Machina ke daerah Chidorigafuchi dekat Tokyo, sementara yang lain datang ke sisi perang. Berapa banyak yang terkumpul setelah perang terakhir?"
<Tiga puluh dengan CODE asli, dan lima puluh adalah Ex-Machina biasa. Tiga Hyperion, satu Luxiel, satu gundam, satu Fradam (Fraksinus + Gundam), lusinan E-Bom, dan beberapa senjata lainnya>
"....Tiga puluh CODE asli yang mampu menggunakan Ein. Itu...cukup!"
Yuuki langsung tersenyum lebar, dan segera dia membuat isyarat pada kedua wanita disana: "Kalian tunggu disini, ini bukan lagi tempat dimana kalian bisa muncul."
"Aku akan membiarkan Kein-Eintrag bersama kalian sehingga tidak akan ada sesuatu pada kalian. Paham ?!"
Hasegawa-sensei dan Shizuka-sensei mengangguk dengan patuh. Yuuki langsung menurunkan mereka di jalan raya yang penuh orang, dan sosoknya langsung terbang cepat menuju daerah dimana Vatlantis menyerang!
Banyak orang merekam adegan ini, tapi hanya Hasegawa-sensei yang berbisik melihat titik biru yang semakin jauh disana.
"Semoga Dewi Kemenangan menyertaimu."
....
Medan perang, daerah Little Garden.
Seorang wanita cantik dengan rambut hijau saat ini memandang ke atas dan bertanya: "Jadi itu serangan Alien?"
"Sial! Bagaimana aku tahu. Aku hanya menyadari ada turbulensi dimensi di daerah Atlantis, dan tiba-tiba muncul mereka semua dengan segala macam hal yang sedikit membuatku terkejut!"
Gadis kecil dengan rambut ungu yang mengenakan mantel ilmuwan panjang, disana mengadahkan kepalanya dan berkata: "Jadi CC, jika itu benar serangan alien, kau sudah mengabari pihak Britannia untuk bala bantuan bukan?"
[Image: CC – Code Geas]
[Image: Charlotte Dimandias (Wunderkind) – Hundred]
"Jangan khawatir, Little Garden sudah menjadi milik Lulu, Pangeran Kesebelas Britannia. Dan karena aku, Perdana Menteri Sementara Britannia ada disini, tidak mungkin mereka akan mengirimkan bantuan." kata gadis berambut hijau bernama CC ini dengan masuk akal.
"Tapi sebelum itu...kita masih harus menahan orang-orang disana. Reiri, kuserahkan mereka padamu."
Seorang wanita berambut hitam panjang mengangguk pada CC, dan segera semua jaringan senjata di Little Garden dikerahkan, dan pelindung besar yang menyelimuti Little Garden terbentuk!
[Image: Hida Reiri – Masou Gakuen HxH]
Ratusan robot besar disana juga menanggapi keadaan Little Garden, dan segera...
Bam! Bam! Booom! Kabom! Duar! Doooom! .....
Segala macam jenis tembakan artileri ditembakkan, dan bahkan ada serangan berbasis laser disana yang menyerang ratusan robot setinggi 10 meter disana.
Asap tebal menyelimuti langit disana, tapi setelah kabut itu menghilang, Reiri, wanita yang menjadi komandan serangan Little Garden hanya bisa membelakkan matanya.
"Pelindung macam apa itu!"
Tidak ada yang menjawabnya, sebaliknya, robot besar di atas berhenti diam di langit dan mengarahkan bayonetnya ke arah Little Garden.
Biasanya, bayonet adalah senapan yang memiliki pedang pendek yang terpasang di ujungnya, tetapi bayonet milik robot Vatlantis ini memiliki bentuk bilah pedang yang menyatu dengan pegangan pistol dan pelatuk sebagai pegangannya.
Ngunngg....
Saat pelatuk bayonet itu ditarik, pedang itu memancarkan cahaya, dan peluru cahaya setebal setengah meter langsung ditembakkan menuju Little Garden!
Kecepatan peluru itu cepat. Sulit untuk mengejarnya dengan mata, dan akhirnya...
BOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOMMMMMMMMM !!!!!––
"Kuhh.... Laporkan kerusakannya!" teriak Reiri disana.
"Sisi pelindung kehilangan durasi pertahanan sebanyak 70%, dan masih terus menurun bahkan setelah serangan berhenti!"
Reiri ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi CC disana mengulurkan tangannya kesamping dan berkata: "Pulihkan semua pelindung ke titik X-5 dari lintang 70° Timur, serangan akan datang....dipercepat!"
"D-Dimengerti!"
CC menggigit kuku ibu jarinya, dan akhirnya serangan lanjutan dari pihak Vatlantis langsung melaju lagi dengan cepat!
Mengikuti perintah CC, pelindung diproses ke titik yang dia katakan, dan alhasil....
Bummmm.....
Suara seperti air teredam terdengar, dan baik itu Reiri atau Charlotte yang merupakan jenius dengan julukan Wunderkind membuka matanya lebar-lebar.
Hanya CC yang mengerutkan keningnya saat melihat bawah serangan lanjutan tiba-tiba datang!
"Proses ke titik...sial, terlambat!"
CC tidak mampu menampilkan perintah dengan cepat, dan serangan langsung maju dengan kecepatan tidak normal ke arah Little Garden!
"Siapkan guncangan !!!" teriak Charlotte disana.
Tapi pada saat serangan itu akan mengenai mereka, sepasang sayap biru metalik tiba-tiba muncul di depan mereka dengan sosok berarmor putih perak yang indah.
Dia mengangkat tangannya kedepan dan serangan itu langsung terpental balik ke arah musuh yang mengeluarkan serangan tadi dengan mantap!
Sosok itu melayang di udara dengan tenang, dan kemudian saluran komunikasi tersambung secara paksa oleh sesuatu di pusat komando yang berisi satu kalimat:
"Serahkan sisanya padaku."