"Aku butuh waktu kak," kata Dira pelan. Jo mengangguk membenarkan apa yang Dira katakan. Tidak mudah memang...
Tedi datang memeriksa Dira, tatapan mata Tedi sangat rumit, sambil menuliskan resep obat, Tedi mulai berbicara, "Sejak kapan susah tidur?"
Dira menundukan kepalanya, "Sejak aku siuman pasca operasi," Dira berkata jujur. Berbohong kepada Tedi sama halnya cari mati. Tedi tahu segalanya, berpura - pura hanya akan mendengar ceramahnya yang panjang kali lebar alias luas.
"Aku tidak mau kamu selalu memikirkan hal - hal yang membuatmu sakit." kata Tedi dengan menekan setiap kalimatnya.
Tedi menatap Dira dalam, tidak habis fikir, Dira masih ada di tempat yang sama dan masih tetap bertahan. Seorang Anindira, tinggal memilih pria manapun yang lebih dari Kin. Tedi yakin akan dengan sangat mudah mendapatkannya.
"Kenapa masih bertahan?" Tanya Tedi, "Pergi sejauh mungkin dan hiduplah dengan baik!" Kata Tedi lagi dengan kata - kata yang semakin memojokan Dira.