"Kau habis teleponan dengan Evan?" telisik Spider dengan wajah yang mulai kelam. Rasa cemburu sudah membakarnya.
Luci sendiri menjadi sangat gugup. Gadis itu menutup pintu di belakang tubuhnya dan berkata, "Ye – yeah, tadi dia telepon dan menanyakan beberapa hal."
"Kau sudah menyayangi klienmu itu ternyata. Bahkan kau juga tidak ragu menciumnya (jarak jauh). Aku mengerti sekarang." Spider lalu mengangguk dan berlalu tanpa berkata apa-apa lagi sampai membuat Luci menjadi merasa bersalah dan juga hina di waktu yang bersamaan.
Sementara di tempat lain, Evan yang sudah berada di rumahnya sendiri kini berguling-guling di atas ranjang karena saking senangnya. Berulang kali dia melihat pada ponsel, pada gambar atau foto profil milik Luci, kemudian Evan menciumi foto itu. "Aku juga sayang kamu, Manis. Muah muah!"
Luci berlari kecil untuk mengejar Spider yang berjalan secepat kilat untuk menuju ke ruang makan. "Ider, tunggu! Aku bisa jelaskan padamu soal itu!"