"Berhenti menciumku! Kubilang berhenti!" sentak Luci yang pada akhirnya menampar wajah Evan karena gadis itu sudah tidak bisa menahan amarahnya sendiri. Pasalnya dari tadi Evan tidak mau sedikit pun berhenti untuk menyerbu pipi Luci dengan bibirnya.
Evan terdiam seketika. Wajahnya mematung dengan mata berkedip-kedip polos beberapa kali. "Kenapa kau menamparku?" rajuk Evan dengan bibir sudah mengkerut layaknya anak yang hampir menangis. Bahkan Evan memberikan ekspresi merajuk yang tidak pernah diberikan oleh CEO itu sekalipun di dalam hidupnya. Saat ini Evan memang marah namun dia melakukannya dengan cara yang sangat manja.
"Oh…mmm, aduh!" Luci tidak bisa berkata apa-apa, apalagi ketika gadis itu baru menyadari hal apa yang telah ia lakukan kepada lelaki konglomerat terkaya di negeri itu. dan hal yang paling membuatnya terkejut ketika tersadar adalah bahwa Luci menampar Evan di depan neneknya sendiri. 'Mati aku!' dengking gadis itu di dalam kepalanya sendiri.