Unduh Aplikasi
54.76% Gelora Gairah [R18+!] / Chapter 69: Malam Pertama di Alam Liar I

Bab 69: Malam Pertama di Alam Liar I

Sementara keempat orang wanita kesayangannya masih tertidur pulas dalam mimpi indah mereka masing - masing, Vivadhi Ranata mengenakan kembali seluruh pakaiannya dan pergi keluar dari kemah yang sudah penuh akan aroma mesum hasil kultivasi ganda yang telah dilakukan oleh dirinya bersama dengan para wanita yang dicintainya semalam suntuk.

Baru saja sang lelaki melangkah keluar dari kemahnya, dirinya melihat Saladhina Olivia yang sedang duduk memandangi kemahtempat dirinya bercumbu ria dengan para wanita tercintanya semalaman.

Dan posisi duduk Saladhina Olivia yang masih mengenakan busana penari yang terlihat begitu seksi membalut tubuhnya yang indah tersebut....

Sangat nakal dan begitu binal, sungguh sedap dipandang mata dan mampu menggugah kembali gairah birahi sang lelaki yang baru saja menikmati siraman cinta penuh nafsu dari empat orang wanita cantik yang kini sedang terlelap di dalam kemahnya.

Saladhina Olivia yang sangat cantik dan seksi tersebut sedang terduduk dalam posisi mengangkang.

Mata sang gadis yang begitu indah bagaikan sepasang permata jamrud tersebut memandang dengan nanar seolah sedang menerawang ke tempat lain.

Tangan sang gadis yang begitu indah bagaikan mahakarya pahatan seniman sejati sedang berada di tengah - tengah selangkangannya yang sudah terlihat begitu basah di area paling pribadi milik sang gadis.

Maka tahu lah Vivadhi Ranata, kalau sedari tadi Saladhina Olivia sedang bermasturbasi sambil menghadap ke arah kemah tempat sang lelaki menggarap dan menggilir tubuh indah Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane serta si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya dari matahari terbenam sampai lewat tengah malam.

Saladhina Olivia yang sedang berada dalam posisi duduk mengangkang yang sangat memalukan ini terlambat menyadari kalau Vivadhi Ranata yang baru saja keluar dari kemahnya tersebut sudah melihat segalanya dengan mata kepalanya sendiri, tepat di hadapan dirinya.

Dengan paras wajahnya yang sangat cantik tersebut langsung merah padam menahan rasa malu setengah mati, Saladhina Olivia langsung menutup selangkangannya yang sudah becek dan terpamerkan dengan segala kemegahannya tersebut dengan merapatkan kedua belah kakinya yang jenjang putih mulus menggoda.

Pose yang terlihat begitu seduktif di mata Vivadhi Ranata.

Vivadhi Ranata pun dengan satu langkah langsung berpindah tempat dengang sangat cepat.

Sang lelaki kini berdiri di hadapan Saladhina Olivia yang masih terduduk sambil menengadahkan kepalanya menatap wajah sang lelaki dengan matanya yang masih berpendar menyiratkan percikan bara nafsu di dalamnya.

"Saladhina Olivia, kamu cantik sekali....." Vivadhi Ranata yang melihat percikan bara api hasrat nafsu di mata sang gadis dengan perlahan berlutut menyamakan posisinya dengan Saladhina Olivia yang sedang terduduk di atas tanah.

Dengan lembut, Vivadhi Ranata meraih pipi sang gadis yang terasa begitu lembut dan kenyal bagaikan pipi tembem seorang bayi yang baru lahir.

Saladhina Olivia pasrah saja tidak melawan ketika pipinya yang halus dan mulus tersebut dibelai dengan lembut oleh sang lelaki.

Malahan Saladhina Olivia terus menatap sang lelaki dengan tatapan matanya yang seolah sedang menyiratkan secercah harapan, rasa haus penuh dahaga dan sedikit percikan rasa takut yang dengan cepat berganti dengan sensasi rasa nikmat yang didapatkan oleh sang gadis dari belaian lembut tangan Vivadhi Ranata di pipinya.

"Ranata...." desah Saladhina Olivia sambil terus menatap sang lelaki dengan tatapan "butuh" dan "lapar".

Tak perlu berkata apa - apa lagi, tahu lah sang lelaki bahwa sang gadis kini sedang berhasrat kepada dirinya.

Setelah beberapa saat mengelus - elus pipi lembut Saladhina Olivia, dengan perlahan - lahan, Vivadhi Ranata membawa pipi halus nan mulus milik sang gadis semakin mendekat ke wajah sang lelaki.

Lalu Vivadhi Ranata dengan lembut mengecup dan menciumi pipi sang gadis yang sudah merah merona bagaikan buah delima tersebut.

Tekstur yang lembut dengan warna yang sangat menggoda, Vivadhi Ranata dengan penuh gairah terus menghujani kedua pipi Saladhina Olivia dengan ciuman bibirnya yang panas membara, membangkitkan hasrat sang gadis untuk semakin dibuai oleh nikmat yang telah dibawa oleh sang lelaki.

Saladhina Olivia mendesah lirih dan mulai merangkul Vivadhi Ranata dengan kedua tangannya yang putih nan mulus memeluk dan melingkari leher sang lelaki.

Saladhina Olivia terus menatap mata Vivadhi Ranata dengan matanya sambil mulutnya yang merah menggoda bergeser mencari - cari bibir sang lelaki.

Kedua insan yang telah dimabuk asmara tersebut pun kemudian berpagutan bibir cukup lama.

Saladhina Olivia seakan sedang menumpahkan semua penantian asmaranya selama ini kepada pagutan - pagutan bibirnya dengan bibir sang lelaki.

Vivadhi Ranata betul-betul terhanyut, tetapi masih dapat "menjaga kesopanan" dengan hanya memegangi pipi sang gadis sambil terus menciumi bibir dan pipinya saja.

Lalu tanpa disangka - sangka, Saladhina Olivia mengajak sang lelaki untuk pergi bersama dengan sang gadis untuk memasuki kemahnya yang berada berseberangan dengan kemah milik Vivadhi Ranata.

Selama mereka berjalan berduaan, Saladhina Olivia merangkul tangan Vivadhi Ranata dengan segenap tubuh perasaannya.

Lengan sang lelaki yang berada dalam pelukan sang gadis yang semakin bertambah erat dijepit oleh kedua belah payudara Saladhina Olivia yang hanya berbalut dua lapis kain tipis.

Sementara punggung dan telapak tangan Vivadhi Ranata bergesekan langsung dengan kulit halus nan mulus di perut sang gadis yang terpamerkan tanpa tertutup sehelai kain pun.

Begitu sampai di dalam kemahnya, Saladhina Olivia, seolah sudah tidak sabar dan begitu haus akan dahaga melebihi sang lelaki yang juga sudah bergairah dengan penuh nafsu.

Sang gadis dengan sekonyong - konyong langsung memeluk tubuh Vivadhi Ranata dan mengulangi kembali pagutan - pagutan penuh hasrat di bibir sang lelaki.

Dari percakapan mereka selama perkenalan tadi sore, Vivadhi Ranata telah mengetahui kalau selama ini sang gadis sudah menahan dirinya dan fokus dalam kultivasi hingga mampu meraih Ranah Setengah Jindan di umur yang baru menginjak 30 tahunan.

Dan kini sang lelaki pun memutuskan untuk mengikuti keinginan hasrat Saladhina Olivia dan memberinya kepuasan serta kebahagiaan menjadi seorang wanita sejati....


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C69
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk