Permasalahan berbeda pun menghampiri sosok lain. Jika Bian dengan ketegarannya melawan balik, tidak dengan Devan yang malah semakin terdesak dengan bising suara mengganggu. Kabar bohong yang awalnya menghembus pelan pun kini malah semakin kencang di perbincangkan.
Banyak perkumpulan siswa tanpa sembunyi-sembunyi menunjuk Devan yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki gerbang. Menertawakan dengan tanpa belas kasihan dan mengolok dengan kata-kata tajam dan menohok.
Rasa kepercayaan diri Devan pun perlahan mulai mengikis, pandangannya tak berani mendongak untuk menantang banyak orang yang tiba-tiba saja menjadikannya musuh.