"Kenapa diam? Jawab atuh pertanyaan dariku?" tanya kembali kepadaku meski nada bicara mulai naik. Kenapa tidak di teruskan bicaranya menggunakan metode berteriak! Biar kita berdua saling berdebat satu sama lain. Lagian Ibuku sudah tahu semuanya? Mau tunjukan apa lagi nih? Belum pernah di saksikan oleh kalangan terdekatku. Namun, kasih tahu jangan aneh-aneh termasuk Ibu maupun Adikku. Karena, bisa saja aku yang malu banget!
Tidak kebayang deh, kalau misalkan dia beritahu kaitan permasalahan yang sudah kualami. Satu sisi enggak ada gunanya Lusi bertindak seperti itu, apalagi sekarang berada di rumah Nenek. Aduh ... sekarang jawab apa mengenai tanggal jadian? Perasaan kemarin ingat kok! Kenapa sekarang jadi lupa? Berarti otak aku perlu di berikan sebuah air putih. Karena, kemarin tak terlalu sering minum air putih. Mudah-mudahan saja bisa pulih, "Nak, jawab tuh pertanyaan dari calon pendamping masa depanmu." ujar Ibu sambil senyum padaku.