Unduh Aplikasi
12.87% Misteri Gunung Maruyung / Chapter 29: Aku tidak mengerti

Bab 29: Aku tidak mengerti

"Sudah lama kau di sana Gisel?" tanya Aki dengan menyuruh aku duduk di kursi dan Aki menatapku dengan pandangan entahlah aku tidak mengerti.

"Engga terlalu lama Aki. Oh ini Gisel sudah dapat hasil buruan hanya dapat kancil tidak mengapa kan?" tanyaku dengan mengalihkan pembicaraan karena terlihat bahwa ini memang sangat serius.

"Tidak mengapa. Setelah ini kau cuci daging itu bersama Raden ke tempat pemandian umum." ujar Aki dengan menyuruh ku untuk segera membersihkan diri dan daging ini.

"Ya sudah Aki Gisel pamit dulu." ujarku dengan mengikat kuda lalu melenggang pergi meninggalkan mereka berdua

Aku sedang membersihkan daging ini bersama Raden akan tetapi Raden hanya diam saja. Tumben dia diam pikirku dengan mengedikan bahu dengan acuh.

"Kau tahu tadi siang, aku berburu hewan aku melihat air terjun yang sangat indah." ujarku dengan tiba-tiba dan tak lupa tangan bekerja.

"Hah air terjun dimana?" tanya ia dengan mengalihkan pandangan ke arahku.

"Dari sini masuk ke hutan dan terus saja berjalan mengikuti jalan setapak dan ada pertigaan kau belok ke kiri dan setelah itu berjalan saja dan belok ke arah kanan dan dari sana kau lurus saja dan akan bertemu dengan air terjun." ujarku lalu tiba-tiba pandangan Raden berubah menjadi gelap.

"Kau minum air tersebut?" tanya Ia dan aku mengangguk kepalanya,

"Astaga Gisel kau akan dalam bahaya!" ujar nya dan aku tidak paham apa maksudnya.

"Apa maksudmu aku tidak mengerti. Lagi pula waktu aku meminum tidak ada orang selain aku." ungkapku dengan mencibir dengan kesal.

"Kau tahu itu air terjun apa?" tanya Raden dan aku menggelengkan kepala karena aku memang tidak tahu nama air terjun.

"Air terjun itu bernama air terjun Manakia dan itu air terjun khusus para bidadari yang boleh mandi di sana, dan jangan bilang kau juga mandi di sana berenang layak nya katak?" ia memicingkan mata kepadaku dan sekali lagi aku menganggukkan kepala.

"Oh astaga Gisel entah sial atau bernasib baik padamu kali ini tapi aku baik Aki tidak bisa melawan mereka." ujarnya dengan anda frustasi

"Siapa yang akan melawan kita?, Kita tidak mempunyai musuh dimana!" ujarku dan di balas dengan gelengan kepala dari Raden.

"kita akan di serang tunggu beberapa jam lagi!" dengan lesu aku menggeleng kepalanya tidak percaya.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, tolong jelaskan biar aku memahami mu!" ujar ku dan di balas dengan helaan nafas dari Raden.

"Kau barusan mandi di air terjun tersebut dan arti kau mandi menggunakan air yang biasa nya para bidadari turun ke bumi dan mandi di sana." Aku melototkan mata tidak percaya tentang lelucon macam apa itu mana mungkin ada bidadari secara nyata dengan sebal aku memukul lengan nya dan ia mengaduh.

"Mengapa kau memukulku dengan keras!" ia melempar daging yang di pegang.

"Kau yang apa-apaan. Mana ada bidadari di sini!" ketus ku dan di balas delikan dari Raden, "Jangan bilang kau tidak percaya dengan hal semacam itu. Ayolah ini dunia astral semua makhluk tak kasat bisa terjadi di sini. Jika di duniamu mungkin itu terdengar konyol akan tetapi benar-benar ada!" ujar nya dengan menghela nafas dengan kasar. Sejujur nya aku tidak percaya dengan makhluk tersebut akan tetapi aku juga berpikir karena ini bukan duniaku akan tetapi di sini adalah perkumpulan dari makhluk apa. Ada beragam jenis makhluk tak kasat mata.

"Jadi apa yang harus ku lakukan?" tanyaku dengan sedikit panik. Pernah dengar bukan film yang seseorang yang mencuri selendang milik bidadari dan akhirnya ia menikah dengan seseorang yang mencuri selendang tersebut. Masih mendingan kalau ia perempuan mungkin bisa dijadikan kakak akan tetapi bagaimana kalau ia adalah seorang lelaki. Ah sialan sekali tapi itu berbeda denganku aku tidak mencuri selendang tersebut dan aku baru saja mengetahui jadi aman saja. Batinku berucap.

"Jangan berpikir kau aman dan lolos setelah ini pasti ada badai yang akan menghancurkan tanah ini!" aku melototkan mata dengan tidak percaya apa tadi menghancurkan tanah ini bagaimana mungkin.

"What the fuck, sialan sekali!" umpatku dengan nada cemas.

"Lantas aku harus bagaimana?" tanyaku dan menatap ke arah Raden dengan khawatir.

"Lebih baik kau tanyakan pada Aki dengan syarat kau berbicara dengan apa yang kau lakukan tadi siang!" ujar nya dengan nada tenang tapi sekarang aku yang di buat panik. Bagaimana jika tanah ini di guncang oleh para bidadari berparas cantik.

"Ya sudah kau urus ini, aku akan segera ke Aki supaya tidak terjadi apa-apa!" teriakku dan aku segera pergi meninggalkan Raden yang tengah menggerutu karena pada akhirnya dia yang akan memasaknya sendiri tanpa bantuan ku.

Aku berlari dengan sangat kencang akan tetapi awan hitam mulai menghalangi penglihatan ku dan aku berlari terus tapi aku merasa tidak ada yang aneh. Ku berhentikan lari dan ku bersender kepada pohon, sosok Raden sudah tidak terlihat akan tetapi aku sudah berlari dengan jauh tapi tak kunjung sampai juga ini aneh pikirku. Aku berlari dan aku melihat sosok wanita berjejer yang membelakangi diriku. Aku terkesima melihat badan yang indah dan di tambah rambut tergerai dengan cantik. Aku terkejut ketika mereka menoleh ke belakang dengan serentak seketika aku langsung bersembunyi di balik pohon dan aku mendengar suara derap kaki yang sangat nyaring terdengar. Aku menutup mata dengan rapat-rapat rasanya aku seperti sedang di awasi. Ku buka mata dengan perlahan-lahan dan aku meneguk ludah mereka sudah ada di depan mata dengan pandangan yang sulit ku artikan. "Siapa kalian semua?" Tunjukku ke arah mereka berdua dengan menunjuk, ia tetap pada tempat lalu tersenyum dengan tiba-tiba.

"Kau yang sudah mandi di air terjun itu bukan?" tanya dengan berwajah putih bersih dan berdagu tirus, aku yang mengerti dengan arah pembicaraan tersebut hanya bisa mengangguk kepala saja.

"Kau tahu air apa yang kau gunakan?" tanya seseorang berwajah ketus dengan dan aku meneguk ludah dengan sulit.

"Sebelumnya aku tidak mengetahui apa itu akan tetapi setelah aku mendengar dari seseorang aku baru mengetahuinya!" ujarku dengan nada terdengar biasa saja akan tetapi di dalam hati sangat takut

"Lalu mengapa kau mandi di sana?" tanya dengan berwajah ketus lagi.

"Sebelumnya aku tidak mengetahui nya tapi apakah boleh aku bertanya dengan kalian semua?" tanyaku dengan sedikit ragu dan aku harus memastikan terlebih dahulu ini benar atau tidak, "Mau bertanya apa?" tanya perempuan pertama dengan tersenyum manis.

"Kalian itu bidadari pemilik air terjun buka ?" tanyaku dan mereka tersenyum dengan tipis kecuali perempuan berwajah ketus yang tidak tersenyum.

"Apa yang kau rasakan saat seseorang mengambil tanpa seizinnya?" tanya berwajah ketus dan langsung menyerangku begitu saja.

"Akh... Apa maksudnya?" tanya ku dengan memegang pundak yang kena sasaran.

"Kau mengambil air tanpa seizin dari kami!" aku tidak menyangkal karena itu memang benar akan tetapi tidak mengetahuinya bukan jadi apakah aku bersalah juga? Batinku berdecak. Ku tegak badan dan seperti aku tidak takut lagi dengan mereka dan langsung menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam.

"Aku tidak mengetahui dan aku minta maaf!" aku langsung menundukkan kepala, mereka tetap diam kecuali seorang wanita ketus itu menatap nyalang ke arahku.

"Kami memaafkan akan tetapi harus ada syarat yang kau tempuh!" ujar nya dan aku tanpa berpikir panjang mengangguk kecil.

Note:Buat pembaca tolong di Collect ya bantu aku


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C29
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk