"Kenapa kau malah bertanya? Bukankah kau tahu pasti jika Max akan tetap keukeh pada keinginannya mengusik ku?" sindir Nathan sembari menyipitkan pandangannya.
Tommy yang di tatapan demikian pun menjadi kikuk, manik matanya bahkan bergerak menghindar, kiri kanan. Dalam posisi awalanya yang menantang dan nampak mendesak pertanyaan, seketika saja beralih melemas. Tubuhnya bahkan beransur meluruh, menempati kursi di sampingnya dengan bahu meringkuk turun.
"Loh, kenapa nada bicara mu seakan menuduh? Jangan-jangan kau mencurigai ku sebagai antek-anteknya, ya?" balas Tommy setelah sejenak menaikkan harga dirinya yang di curigai. Nathan yang nampak mencebik dengan satu lengan yang menyangga sisi samping kepala, nampaknya memang jauh lebih menisdas paksaan menyetujui jawaban dengan giliran satu alisnya yang terangkat.
"Mau bilang apa lagi, kenyataannya sudah jelas. Kau yang awalnya memberi clue mengenai rumah sebelah ku yang di jual. Sekarang apa...! Max yang rupanya menjadi pemilik."