Bara berjalan-jalan menyusuri jalan setapak setelah berhasil tertawa meski hanya sebentar. Ia melihat ke arah langit yang suram dan sebentar lagi akan menjadi semakin gelap. Terdengar suara jangkrik yang bersenandung riang. Mungkin tanah Lembang tak mengenal waktu bagi para jangkrik untuk bersuara.
Bara melipat tangannya di dada sambil berjalan tanpa arah dan tujuan. Ia kembali ke tempat terakhir kali ia berpisah dengan Pradita.
Ia mengucapkan doa dalam hatinya sambil memejamkan mata. Ya Tuhan, jika ia memang berjodoh dengan Pradita, maka saat ia membuka mata ia akan melihat gadis itu.
Bara sengaja berlama-lama memejamkan mata sambil mengulangi doanya tiga kali. Setelah itu ia perlahan membuka matanya. Yang ia lihat hanyalah beberapa anak kelas sepuluh yang ternyata sedang memperhatikannya dari jauh.