Pradita melayangkan tatapan tajamnya ke arah Bara. Lalu ia melepaskan tasnya dan duduk di dalam. Bara nyengir lebar sambil menutup pintu. Ia mengitari mobilnya dan kemudian duduk di balik kursi kemudi.
Mesin mobil dinyalakan dan kemudian hawa dingin dari AC pun menerpa wajah Pradita. Bara sengaja menyetelnya ke yang paling dingin. Seketika ketek Pradita yang basah jadi terasa sejuk.
Pradita sengaja mengangkat tangannya sedikit, membiarkan hawa dingin itu mengalir, mengeringkan keteknya. Ia memejamkan matanya sambil tersenyum. Ah, betapa menyenangkannya jika mempunyai AC.
Bara mendekati Pradita dan mengecup pipinya. Hal itu sontak membuat Pradita terkejut bukan main.
"Ih, Bara!" Pradita menggeplak bahu Bara. Ia melihat ke arah jendela, khawatir ada yang melihatnya. "Kalau ada yang liat, gimana?!"
Bara terkekeh. "Kan cuman cium pipi aja mah gak apa-apa dong, Yank."
"Ah, Bara!" ujar Pradita yang terdengar seperti yang sedang merengek.