Bramantara tak pernah bisa tenang, kembali di hubunginya Calvino dengan panggilan video call, akan tetapi tetap saja tak bisa melihat secara langsung bagaimana keadaan Calista karena ruang ICU di jaga super ketat. Tanpa sengaja tatapan Calvino menangkap orang kepercayaan ayahnya yang berlari ke arahnya. Ia langsung memberi isyarat supaya dia jangan bicara lebih dulu.
"Em, Pa. Calvin tutup dulu ya. Setelah ini Calvin hubungi lagi."
"Jangan Vin. Papa tidak bisa tenang."
"Sebentar saja Pa. Setelah ini Calvin hubungi lagi. Calvin harus ke ruangan dokter."
"Kasih tahu Papa perkembangan Adik-mu."
"Pasti Pa." Setelah itu langsung memutus sambungan telepon. Tatapannya menajam pada wajah Kenan yang di penuhi dengan darah kering, dan juga luka di bagian dada.
Hallo, kalian masih setia nunggu? Terima kasih ya! Selalu dukung aku dengan memberikan power stone dan saran supaya cerita ini lebih baik.
Kalian menyukainya? Tambahkan ke koleksi!