Bab 20: He is Upset
Aku berdua diruangan ini bersama Jae yang terlihat kecewa saat ini. sial, kenapa Dandi pergi aku jadi sendirian deh yang menanggung ini semua.
"caa"
"hhmm" aku hanya berdehem menjawab Jae
"gue pengen kali kini lo jawab gue jujur" katanya
Benar apa yang ia bilang barusan, Jae mau ngomong serius, sebelum nya aku dan dia tidak pernah ada diobrolan seserius ini dengan nya, terakhir 7 bulan lalu saat pertama kali aku tahu bahwa aku hamil.
"ca sebenarnya lo serius engga jaga diri lo dan dia" aku tahu 'dia' yang dimaksud Jae adalah bayi yang ada di kandungan ku
Aku hanya mengangguk ragu
"caa lo tau ga sih kalo lo itu harus nya istirahat di rumah saat ini, tapi yang ada lo disini, di rumah sakit"
"gue ga pernah larang lo ca, ngelakuin apapun. Gue ga pernah marah setiap kalo lo nolak bantuan gue, gue ga pernah marah setiap lo minta Brian anterin lo kesana sini. Gue ga pernah marah meskipun lo ga pernah anggap gue sebagai suami lo" Jae berhenti sebentar, aku bisa melihat dia kali ini benar-benar kecewa
"gue ga pernah nuntut apapun ca dari lo, gue tau lo masih mau bebas, taoi lo pernah ga mikirin kesehatan lo?"
"pernah ga lo mikirin bayi yang ada di perut lo? Gue cukup diam selama ini ca, gue tau lo selalu begadang bantuin kerjaan Brian, gue tau lo juga stress gara-gara kerjaan"
"harus nya lo tau gue ngasih lo kerjaan yang ringan itu demi kebaikan lo ca, tapi lo malah begadang di rumah buat kerjain kerjaan nya Brian. Gue kira lo bakal nurut ca"
"kali ini gue benar-benar kecewa sama lo ca"
Aku masih diam seribu bahasa, aku sadar bahwa sebentar lagi akun akan menangis karena pelupuk ku sudah terasa panas, semua yang Jae omongin barusann memang benar. Aku todak pernah meperhatikan kesehatan ku karena keambisan ku dalam bekerja.
"lo pernah ga mikirin perasaan gue ca? gue berusaha selalu ada buat lo, tapi lo selalu nolak keberadaan gue, lo pernah ga ngerasain seberapa khawatirnya gue saat lo lebih milih naik Taxi daripada gue anterin? Lo pernah ga mikirin perasaan gue setiap kali Brian nganterin lo untuk cek kandungan?"
"lo gatau ca gimana khawatirnya gue saat tau dar Dandi kalo lo begadang tiap hari, gue gabisa tidur ca"
Jae mengusap wajahnya, aku tahu dia sedang mengungkapkan semua kekecewaan nya selama ini. dan aku sudah meneteskan air mataku. Tentu saja saat mendengar kata-katanya barusan aku merasa bersalah seratus kali. Aku memang benar-benar egois. Maafin aku Jae, aku benar-benar ga pernah sadar kalo selama ini dia sudah berusa membuka jalan untuk ku dan dia supaya bisa menganal satu sama lain.
"ja-jaee, maafin gue" aku menunduk ku kepalaku
"gue tau gue egois je, im sorry" aku terisak pelan, aku tahu Jae bisa mendengarnya
"caa look at me, gue ga bermaksud bikin lo nangis" katanya
"gue ga pernah sadar kalo lo berusaha keras je, gue selalu mikirin diri gue sendiri tanpa mikirin posisi lo"
"gue emang salah Jae, harusnya dari awal gue nurut sama lo" kataku
Jae bangkit dari kursina begitu melihat betapa kacaunya wajah ku saat ini, airmataku masih menetes. Dia perlahan menyeka air mataku, aku benar-benar kaget. Aku melihat nya lekat dari jarak sedekat ini. aku baru sadar kalau wajah nya Jae itu sangat tenang dan damai saat ini
"caa, uda jangan nangis gue ga bermaksud bikin lo sedih" katanya setelah mengahpus air mataku
"maaf Jae, maafin gue yg egois ini" kataku sambil menahan tangis ku, aku gak mau nangis berangsur-angsur
"iya iyaa, uda ya jangan nangis lagi" dia memeluk ku lalu mengusap punggungku
Kedua kalinya jantungku berdegup kencang karena kelakuan Jae. Aneh nya aku merasa nyaman atas semua ini. Setelah dia melakukan hal gila kitu, dia kembali duduk dan senyum kearak ku.
"uda ya ca jangan terlalu di fikiran omongan gue yang tadi, maaf kalo kesan nya tadi marah" dia tersenyum semanis mungkin
"maaf ya kalo uda bikin ica nangis kali ini" katanya
Wah aku baru tahu kalau Jae memiliki sisi selembut ini, aku benar-benar terpaku atas semua omongan dan perlakuan nya kali ini. Aku speechless kali ini.
"Jae makasih udah sabar selama ini, makasih uda selalu baik" kataku pelan sambil menundukan kepalaku
"no ca, you deserve it. Gue yang minta maaf belum berusaha maksimal" katanya
Aku tersenyum melihat Jae kali ini. Jae benar-benar bijak dan sabar. Aku telat menyadari semua ini, harusnya aku juga ikut membuka jalan untuk saling menganal satu sama lain.
"Jae, gue mau cuti" kataku akhirnya mengalahkan ego ku
"okay ca, makasih uda mau ngalah kali ini"
"maaf yaa" aku kembali menunduk
"hehehe uda minta maaf nya ah" katanya sambil mengusap-usap kepalaku
"oh iya tadi gue nelfon mamah, kabarin kalo lo masuk RS" kata Jae yang membuat ku kaget
"hahh?? Mamah tau dong"
"iyaa gapapa, mamah ga akan marahin lo kok, tenang aja. Mamah Cuma mau liat keadaan lo"
Katanya.
Aku bingung harus ngomong apa nanti sama mamah kalau dia tau aku sakit karean overwork. Doakan saja kali ini mami nya Jae tidak menelfon mamah. Karena bukan hanya aku yang akan dimarahi. Jae juga akan habis dimarahi maminya.
"oh iya uda makan belum ca" tanya nyaandun
"udah kok tadi, eh Jae tapi bukan nya lo hari ini ke Bandung?" tanya ku
Aku tahu Jae ada jadwal ke Bandung hari ini, tapi kenapa dia bisa berada disini saat ini? dia kanangan nya besok pagi harus meeting
"iya tadi gue cancel penerbangan nya pas Dandi telfon lo masuk RS"
"oh dia nelfon?" tanya ku
"iya, demi apapun gue benar-benar khawatir banget ca"
"gue langsung buru-buru kesini sampai lupa matiin kompor"
"hahhh?" aku kaget dengan omongan nya
"iyaa makanya gue minta tolong Dandi matiin" katanya
"Dandi ke apart lo?" tanyaku
"iya hehehe tadi katanya sekalian dia mau cari angin heheh" aku bisa melihat Jae kali ini tertawa
"ya ampun Jae ada-ada aja sih" aku ikutan tertawa
"iya tadi Dandi nelfon pas gue mau masak ramen, trus pas di RS gue baru inget jadinya gue minta tolong Dandi kesana"
"yaampoonn bisa-bisa nya lo Je" kataku terkekeh
"iyalah gue takut banget tadi terjadi apa-apa sama lo ca, suer dehhh" katanya
"hhmm maaf ya bikin lo khawatir" kataku pelan
"iyaa, lain kali ga boleh ya. jangan di ulangi lagi" kali ini nadanya dia buat-buat seperti seorang bos yang mengomeli karyawan nya. hahaha lucu bangat kamu Jae.
Aku bersyukur pada akhirnya aku dan dia bisa tertawa saat ini, aku taku tadi Jae kan memarahi ku atau amit-amit dia minta mengudahi pernikahan ini. Sungguh aku benaran taku tadi, apalagi wajah nya terlihat sangat kecewa saat pertama kali masuk ruangan ku.
Status Power Mingguan
-- Peringkat
Power 
-- Power
stone