"Dan berhati-hatilah. Jika kau sembrono lagi, aku yang akan datang langsung ke tempatmu."
Konyol! Itu sangat konyol bagi Kelly. Karena baginya, itu terdengar seperti mengalihkan pembicaraan-sehingga dia bisa melihat dengan jelas bahwa kakak laki-lakinya menutupi sesuatu darinya-daripada mengancamnya untuk tidak melakukan hal yang macam-macam.
Itu bukan berarti Kevin tidak pandai menutupi segala hal dari Kelly, namun Kelly cukup peka dengan situasi tersebut karena dia sudah terbiasa dengan itu. Menutupi darinya sudah menadi hal lumrah untuknya, apalagi semua keluarganya melakukan hal itu padanya sejak dia sudah bisa membaca. Orang-orang terdekatnya terasa begitu misterius karena begitu menyimpan begitu banyak rahasia darinya, atau memang belum waktunya Kelly untuk mengetahui dan memahami hal itu. Dan sudah sejak lama juga kalau Kelly akan mencari tahu lebih dari itu.
Setelah dia berendam di dalam air penuh dengan busa, Kelly segera membilas badanya dengan rain shower agar cepat bersih. Lalu dia keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk pada tubuhnya dan rambutnya.
"Ya Tuhan!" Kelly tersontak terkejut saat dia menyadari sesuatu, ketika dia keluar dari kamar mandi.
Kelly terkejut? Ini hal yang tidak sering terjadi. Dan tentu saja, yang merasakan kecurigaan ini adalah BJ yang masih berada di sebuah kamar suit di hotel itu. Setelah semua pengawal-atau apapun itu-yang berjas hitam itu sudah pergi, BJ langsung pergi masuk ke dalam ruangan kamar untuk mencari Kelly. Namun, kekasihnya ini langsung menghilang dan dia mendengar suara air di kamar mandi.
Pacarnya pasti akan menghabiskan waktunya selanjutnya untuk mandi.
BJ tidak terkejut jika dia menjadi diacuhkan begini. Dan dia dengan santai menunggu di atas tempat tidur, bersandar pada dinding dan bantal yang begitu empuk, sambil membuka beberapa layar hologram di depannya.
Dan tentunya, setelah dia tahu waktu untuk Kelly selesai, dia menutup semua layar itu dan mendapatkan pemandangan indah.
Ah, dia juga merasa curiga! Jangan lupakan itu!
"BJ. Kau harus bilang bahwa aku telah mengacuhkanmu lagi." Kata Kelly dengan begitu menyesal. Dia bahkan tidak menyadari penampilannya sendiri.
BJ mencoba untuk tenang menghadapinya.
"Situasinya lumayan buruk untukmu, kuyakin itu." Jawabnya dengan santai, agar Kelly tidak begitu memikirkannya.
Nyatanya tidak. Kelly masih merasa tidak enak karena harus mengacuhkan BJ sedangkan dia begitu sibuk untuk mengurus semua permasalahan yang baru saja terjadi. Mengendalikan banyak orang di bawah kendalinya, itu membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Tidak heran dia merasa cepat lelah dan memutuskan untuk beristirahat dengan merendamkan dirinya di bathtub.
Kesalahannya, dia melupakan BJ yang selalu ada di dekatnya selama ini.
Ini bukan pertama kalinya terjadi, bahkan sering terjadi. Kebiasaan buruk Kelly yang terlalu fokus pada sesuatu hal yang membuatnya lupa akan dunia nyata di sekitarnya. Dia selalu mendapatkan peringatan ini dari keluarganya sendiri.
"Dan berhati-hatilah. Jika kau sembrono lagi, aku yang akan datang langsung ke tempatmu."
Kata-kata itu tengiang-ngiang di dalam benaknya. Tidak ada lima menit dia sudah melupakan peringatan itu (padahal dia sadar bahwa itu hanya pengalihan saja).
Jauh dari waktu itu, ketika dia lebih muda dan remaja, jauh dia menginjak umur dewasa untuk keluar dari sebuah istana penjara itu. Kelly memang kesepian selama hidupnya di dalam rumah besar itu, namun tidak begitu kesepian ketika dia sudah mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukannya. Kelly sudah sering diajarkan oleh guru pribadinya tentang penggunakan komputer dan pemograman sejak dia kecil. Itu seperti hal yang sangat diwajibkan karena dia Reccon. Dan dia mendapatkan pandangan lebih luas tentang dunia, yaitu dengan melihat dunia asli lewat dunia virtual. Dan di sanalah dia terjebak di dalam pikirannya sendiri di dunia virtual tersebut.
"Ya Tuhan! Kelly Reccon! Sejak kapan kau gemar mengabaikan panggilanku?!"
Itu Alicia. Dia sudah begitu kesal melihat putri kesayangannya begitu asyik di ruang belajarnya dengan begitu banyak layar hologram di depan wajahnya. Alicia dapat melihat tatapan kosong Kelly terhadap semua layar-layar itu, dan semua jari pada kedua tangannya bergerak begitu cepat menekan-nekan meja seakan sedang mengetik. Kelly lagi-lagi bermain dengan komputer itu lagi, perangkat pribadinya, sampai lupa waktu.
Ini sudah menjadi penyakit serius!
"Jack, demi apapun, tolong matikan perangkat pribadi Kelly secara paksa. Aku ingin dia berhenti bermain-main di dunia virtual itu!" Perintah Alicia begitu kuat di ruang belajar Kelly. Dia tahu bahwa Kelly pasti tidak mendengarnya, dan menyadari bahwa Jack pasti mendengar perintahnya dengan jelas.
"Calvin, kemarilah segera!" Alicia beralih memanggil suaminya yang berada di lantai satu, sedang melaksanakan rapat dengan seorang klien.
Tidak dibutuhkan waktu yang lama bagi Calvin tiba di ruang belajar Kelly. Dia melihat Alicia yang sudah sangat kesal, namun terdapat garis wajah yang khawatir juga. Dia berdiri di samping tubuh Kelly yang tersungkur di atas meja belajarnya yang sudah tidak memancarkan berbagai layar hologram.
"Aku tak percaya kau melakukan hal itu pada putrimu sendiri." Kata Calvin.
"Oh, Tuhan! Kemarilah sekarang dan periksa dia!"
Alicia sedang dalam keadaan kontradiksi pada dirinya sendiri. Di satu sisi dia harus tegas namun dia menjadi begitu menghawatirkan kondisi tubuh putrinya sendiri yang tiba-tiba saja seperti seseorang yang terkena serangan jantung (tapi Alicia tahu bahwa putrinya masih hidup).
Suaminya segera mendekat dan memeriksa keadaan tubuh Kelly hanya dengan menyentuh tangan kanan Kelly saja. Bagaimanapun, Calvin merupakan seorang sarjana kedokteran yang tak melanjutkan studi lanjutnya dan memilih untuk meneruskan gelar lain.
"Buruk, Al."
"Oh, tidak!" Alicia tidak bisa menahan dirinya untuk menangis.
"Dia hanya butuh istirahat, beberapa jam. Ini terdengar buruk karena kau tidak bisa menikmati teh soremu bersamanya, bukan?"
Alicia langsung melemparkan pukulannya tepat di belakang baju Calvin. Itu bukan pukulan biasa, dan orang biasa pasti langsung dapat merasakan tulangnya langsung patah karena pukulan tersebut. Tapi bagi Calvin, itu hanya pukulan anak kecil.
"Papa?" itu suara Kelly yang sudah mulai tersadar. Gadis kecil ini terlihat kebingungan dan juga linglung. Kepalanya sedang tidak bisa berproses dengan baik.
Ini menyedihkan karena hanya Calvin yang dipanggil, bukan Alicia yang sedari tadi menunggunya.
"Hei, Kelly. Tidur ya, kau akan merasa baikan." Kata Calvin sambil membelai kepala putrinya dan membuatnya langsung tertidur. Setelah itu, Calvin membawanya ke kamar dan ditidurkan di atas tempat tidur.
Tentu saja, Alicia mengikuti mereka.
"Jangan kesal begitu." Kata Calvin yang merasakan emosi campur aduk Alicia sekarang. "Dia akan baik-baik saja. Kau tahu bahwa regenerasinya lebih baik daripada kita, bahkan lebih baik dariku. Dia hanya membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan beberapa saraf di otaknya."
"Itu terdengar sangat buruk!"
"Tidak seperti ketika kau memukul kepalaku sampai gagar otak dan juga hampir membunuhku dengan petasan kecilmu itu."
"Kau tahu bahwa aku selalu ingin kau mati di depanku-" Alicia terhenti karena dia kelepasan, dia seharusnya tak mengatakan ini lebih jauh, apalagi di depan Kelly (termasuk saat tak sadarkan diri).
Apapun yang ada di sana pastinya terekam.
Tapi kata-kata itu tidak memberikan efek apapun kepada Calvin. Dia merasa sudah terbiasa dengan sikap unik istrinya yang menggemaskan ini. Meskipun terkadang begitu mengerikan.
"Kau ingin menjaganya di sini, bukan? Temanilah dan nyanyikan sesuatu. Itu pasti akan lebih membantu." Kata Calvin kemudian.
"Mengapa bernyanyi?" Alicia mulai duduk di tempat tidur Kelly, berlainan dengan Calvin.
"Saraf-sarafnya memelukan beberapa rangsangan untuk mempercepat pemulihannya."
Jawaban itu membuat wajah Alicia makin mengerikan.
"Sudah. Jangan khawatirkan apapun. Temani saja dia di sini, kau akan merasa lebih baik." Kata Calvin yang sudah berdiri di belakang Alicia sambil memegangi kedua pundak istrinya.
Lalu Calvin sedikit menunduk untuk berbisik ke telinga istrinya dengan suaranya yang berat, "Dia pasti akan sadar sebelum kita berangkat ke Jerman."
Alicia menengok ke arah asal suara yang membuatnya mendapatkan kecupan tepat di bibirnya. Kecupan itu begitu mulus dan lembut.
"Aku berpikir untuk membawanya kali ini, Calvin." Kata Alicia lalu menyingkirkan kedua tangan Calvin dari pundaknya. Dia tidak ingin Calvin menyentuhnya lebih jauh dari ini.
.
Bab 51
Frost Mankind III