"Apakah kamu Andre?" Pak penjaga di ruang resepsi memandang anak laki-laki di depannya. Dia samar-samar mengingat bahwa Andre pernah membawa gadis kecil itu, Nayla, ke sekolah bersamanya beberapa saat lalu.
"Ya." Andre berdiri di sana, menjawab dengan santai, dan kemudian bertanya, "Ada apa?"
"Seorang guru TK mengirim adikmu ke sini tadi. Dia berkata bahwa hari ini para murid taman kanak-kanak dipulangkan lebih cepat dan dia harus menghadiri sebuah rapat sehingga tidak bisa menemani adikmu. Oleh karena itu dia datang ke sini untuk menitipkan adikmu." Kata lelaki tua itu sambil menunjuk ke arah ruang resepsi. Andre melihat sebuah tas sekolah bermotif Hello Kitty di arah yang dia tunjuk.
Nayla?
Andre tertegun sejenak, matanya mengikuti arah jari lelaki tua itu, dan dia melihat tas sekolah Nayladi kursi di samping meja ruang tamu.
"Dimana dia?" Andre menatap ke sekeliling ruang resepsi, tetapi dia tidak melihat sosok Nayla.
"Dia baru saja berkata bahwa dia ingin pergi ke toilet." Orang tua itu mengangkat tangannya dan menunjuk ke toilet di depan sebelum melanjutkan, "Tapi dia belum kembali."
"Oke, aku akan menunggunya." Andre mengangguk, berbalik dan berlari menuju toilet tersebut.
Hanya saja setelah dia menunggu di pintu toilet untuk waktu yang lama, dia tetap tidak melihat sosok Nayla keluar dari sana.
Dan sebagai anak laki-laki, dia tidak bisa masuk ke kamar mandi perempuan.
Andre sedikit kesal dan mengitari pintu toilet dua kali. Dia berteriak ke arah toilet dengan tidak sabar, "Nayla!!! Nayla!!! Apakah kamu di dalam sana!?"
Ada gema di koridor kosong, tetapi tidak ada suara dari Nayla.
Andre mengerutkan kening. Kemudian dia menoleh dan melihat seorang teman sekelasnya yang perempuan baru saja lewat. Dia ragu-ragu sejenak, lalu melangkah maju untuk menghentikan temannya dan berkata, "Maaf, bisakah kau pergi ke kamar mandi perempuan untuk memeriksa apakah ada gadis kecil di dalam? Namanya Nayla, dan tingginya kira-kira segini. "
Saat berbicara, dia mendeskripsikan tinggi Nayla dengan tangannya.
"Hah?" Teman sekelas perempuan itu tertegun sejenak, dan beberapa saat kemudian dia tersadar dan menjawab, "Oh, baiklah, aku akan masuk dan melihatnya."
"Terima kasih," Andre tersenyum padanya dengan sedikit malu.
Teman sekelas perempuannya itu tiba-tiba tersipu, dan dengan cepat berbalik dan masuk ke dalam toilet perempuan.
Setelah beberapa saat, teman sekelas perempuan Andre berjalan keluar dari toilet dan menggelengkan kepalanya pada Andre yang menatapnya denganpenuh harap, "Tidak ada orang di dalam ..."
Tidak ada orang?
Andre tertegun sejenak, dan bertanya lagi dengan tidak percaya: "Apakah benar-benar tidak ada orang?"
"Sungguh, aku sudah melihat-lihat bagian dalam."
"..."
Andre mengerutkan kening, dan setelah hening beberapa saat, dia berbalik dan berlari menuju ruang resepsi dengan cepat.
Pak penjaga ruang resepsi berdiri di depan gerbang sekolah sambil memperhatikan para siswa meninggalkan gerbang sekolah. Detik berikutnya, dia mendengar suara Andre di sampingnya ,"Adikku tidak ada di toilet. Apa kamu yakin dia baru saja pergi ke toilet?"
Apa!?
Tidak ada di toilet!?
Jantung lelaki tua itu melonjak, dan dia menatap Andre yang berdiri di sampingnya sambil berkata dengan tatapan kaget, "Apa!?"
"Adikku tidak ada di toilet." Andre mengerutkan kening, dan berkata pada lelaki tua itu dengan cemas, "Bukannya Bapak baru saja mengantarnya ke sana?"
"Tidak, dia berlari sendirian ke arah toilet, tapi aku telah mengawasinya hingga dia menghilang dari jarak pandangku. Aku yakin kalau dia berlari ke arah toilet!" Pak penjaga bersumpah.
"..."
Andre mengerang sejenak, dan kemudian melanjutkan bertanya, "Lalu apakah dia menyelinap keluar saat Bapak tidak memperhatikan?"
"Tidak mungkin! Tidak mungkin !!"
Lelaki tua itu menepuk dadanya dan berkata: "Saya sudah menjaga pintu masuk sekolah selama bertahun-tahun, dan tidak ada siswa yang pernah menyelinap keluar di bawah hidung saya!! Adikmu pasti masih di dalam, tidak mungkin dia keluar tanpa sepengetahuanku! "
"..."
Andre menatapnya dan terdiam.
"Atau jangan-jangan gadis kecil itu masuk ke gedung sekolah untuk mencarimu?" Orang tua itu berpikir sejenak dan bertanya pada Andre, "Apa dia tahu kamu di kelas mana?"
Andre merenung sejenak, lalu segera berbalik dan berlari menuju kelasnya.
Angin musim hujan yang dingin bertiup melewati telinga Andre, tapi dia hanya bisa merasakan jantungnya yang berdetak dengan kencang di dadanya.
Bagaimana jika Nayla tersesat?
Pikiran pertama yang terlintas di benak Andre bukanlah bahwa dia akan dimarahi oleh ibunya, tetapi dia takut jika adiknya itu akan tersesat dan menghilang selamanya.
Ada rasa panik dan kehilangan yang tak terlukiskan di dalam hatinya.
Andre berlari dari gerbang sekolah ke kelasnya hanya dalam beberapa menit, tapi dia merasa seolah-olah telah berlari selama seabad.
Andre berlari ke lantai bawah gedung sekolah tempat kelasnya berada, dan melihat ke arah ke tangga di depannya. Ketika dia hendak berlari naik, tiba-tiba seorang anak laki-laki berlari ke bawah.
Ketika bocah itu lari, dia secara tidak sengaja melihat Andre yang berdiri di tepi tangga. Seolah-olah telah melihat seroang penyelamat, dalam sekejap anak laki-laki itu bergegas mendekat dan menarik lengan Andre, terengah-engah dan berkata, "Cepat!! Pergi ke kelasmu." Tampaknya ada beberapa anak yang sedang mencari masalah dengan adikmu ... "
Apa!?
Setelah Andre mendengar kata-kata ini, matanya langsung menyipit, dan dia segera berlari ke atas.
Andre berlari naik ke lantai tiga dan kemudian berbelok ke kanan, Andre berlari ke pintu kelasnya dan kemudian bergegas masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Kata-kata anak-anak laki itu terus terngiang di pikiran Andre, dan dia harus menghentikannya sebelum anak-anak itu menghajar Nayla. Namun, ketika dia berdiri di ruang kelas dan melihat pemandangan di depannya, dia tertegun.
Nayla berdiri di ruang terbuka di belakang kelas, tangan kecilnya mengepal, dan dia terengah-engah. Wajah kecilnya merah dan mata hitamnya dipenuhi dengan air mata yang jernih.
Dan di sekelilingnya, ada beberapa anak laki-laki yang terbaring sambil terseok-seok. Beberapa dari mereka memegangi kepala dan beberapa memegang tangan sambil berteriak, "Aduh!"
Ini...
Situasi macam apa ini?
Setelah tatapan Andre menyapu ruang kelas, dia bahkan tidak tahu harus berkata apa selama beberapa saat.
Anak laki-laki yang baru saja berbicara dengan Andre di tangga juga mengikutinya ke dalam kelas. Dia berdiri di belakang Andre dan berkata dengan cemas, "Cepat ... Cepat ... Andre, hentikan adikmu! Beberapa dari mereka hampir dihajar olehnya. "
Andre ada di sini!?
Anak laki-laki yang berbaring di sekitar Nayla langsung mengangkat kepala mereka satu per satu setelah mendengar bahwa Andre telah tiba. Mereka semua memandang Andre yang berdiri di dekat pintu kelas.
Seorang anak laki-laki merangkak ke sisi Andre dan memeluk kakinya seolah-olah dia telah melihat seorang penyelamat.
"Andre ... cepatlah! Hetikan adikmu...Oooh..." Anak laki-laki gendut yang lebih tinggi dari Andre itu berkata kepadanya dengan nyaring, "Dia terlalu buas..."