Perjalanan pulang yang hanya dihadiahi keheningan yang terjadi di antara Didan dan Alfiz yang seolah sedang memikirkan sesuatu yang membuat keduanya bergeming. Tidak ada yang memulai pembicaraannya terlebih dahulu hingga dimana sebuah suara yang berasal dari notifikasi ponsel yang masuk membuat salah satu di antara mereka pun mengeceknya.
Kedua matanya membelalak ketika ternyata seseorang yang baru saja mengiriminya sebuah pesan chat adalah Sheila, gadis yang membuat Didan harus menghindarinya akhir-akhir ini.
"Pasti Sheila," ujar Alfiz tersenyum.
"Sok tahu lo," balas Didan dengan wajah datarnya itu. "Bukan dia, kok."
"Kalau bukan dia, ya harusnya lo biasa aja dong."
"Biasa aja gimana?"
"Ya biasa aja, nggak usah luar biasa," goda Alfiz dengan senyum yang tertahan. "Ngomong-ngomong soal Sheila, kenapa lo suka ngehindar dari dia, sih?"
Didan yang mendengarnya pun langsung menghela nafas dan memejamkan kedua matanya dengan pikiran yang terus tertuju kepada si pengirim pesan chat.