Menggenggam satu tangannya dengan begitu kuat, saat ini Wera dengan setia masih menemani putranya yang juga belum sadarkan diri. Ditemani oleh seorang pria yang merupakan suaminya sendiri.
"Sudahlah, jangan terlalu banyak menangis, pikirkan kesehatanmu juga."
Sejak kemarin wanita itu tidak pernah berhenti menangis sehingga membuat Orland yang melihatnya tak tega untuk meninggalkan Wera seorang diri di Rumah sakit.
"Ini semua salah kamu," ujar wanita itu secara tiba-tiba yang membuat Orland yang mendengarnya pun langsung menatapnya dengan intens.
"Maksud kamu apa bicara kaya gitu?" tanya pria itu yang kini menegakkan tubuhnya. "Kalau begitu untuk apa perjodohan itu jika bukan untuk kebaikan dia sendiri, hah?!"
Wera yang sedari tadi memandang Yashelino yang masih memejamkan matanya dengan begitu damai pun langsung menoleh menatap tajam seseorang yang berada tidak jauh darinya.