"Kau percaya?" tanya seorang wanita pads pria yang sudsh menemani hidupnya sejak mereka masih sangat amat remaja. "Tidak ada yang tirak harus kita percaya bukan?" tanya balik pria itu saat ditanya oleh wnaita yang tingginya lebih pendek darinya.
"Bagaimana menurutmu?" Pria itu mengangkat bahunya malas mengatakan seakan-akan dia dsma sekalo tirsk eprdulid sn tifsk ingin tahu. "Why?"
"Tidak perlu memperjelas dan mengatakannya berbelit-belit, lalukan seperti sebelumnya katrna kita tirak bia membiarkannya negitu saja hidul putra kita hancur, kan?" Benar, yang dikatakan suaminya memang benar.
Banyak benarnya, Criss atau Bella mereka rasa tidak pelru menutup jati diri Criss juga, tidak perlu menutup jati diri Bella juga. Lebih baik dan lebih jelas mengatakamnya degan langsung, tapi mereka mulai tidak yakin dan tidak begiti tahu dan mengerti.
Apa kejujuran akan menghentikan perasaan anaknya terhadap Bella? Ayau justru sebaliknya. "Ada yang perlu ku tanyakan dulu, suamiku."