Dion mencibir, dan menyentuh pisau lagi. Pak Krisna tidak berani bergerak sama sekali karena takut ujung pisau Dion akan menusuknya ke dalam. Pak Krisna menelan air liurnya dan ingin mundur, tetapi ada dinding di belakangnya. Dia tidak bisa melarikan diri.
Pak Krisna tidak punya tempat untuk berlindung, jadi dia memohon belas kasih dari Dion, "Dion, tolong biarkan aku pergi. Aku mohon."
Dion tersenyum dingin, dan memindahkan ujung pisau satu sentimeter lagi di depan Pak Krisna. Pisau itu siap menembus kulitnya yang tebal, lalu menusuk bagian dalam perutnya. Dia menatap wajah Pak Krisna yang tidak bisa dikenali lagi dengan tatapan suram, "Apa? Pada saat seperti ini, apakah kamu masih ingin menyembunyikan sesuatu dariku?"