Zoro Dan Kuina POV
Setelah turun dari kapal mereka berdua berjalan-jalan di sekitar kota untuk mencari toko senjata yang bagus.
"Hei Zoro ke arah sini, bukan ke sana..! kata Kuina dengan kesal
"Ah.."
"Sungguh, kenapa penyakit buta arahmu semakin parah sih...?" Tanya Kuina
"aku tidak buta arah, aku hanya tidak memperhatikan saja.."
"Cih, seperti aku percaya.."
Saat mereka berdua terus berdebat terdengar suara keras seseorang berteriak " Jadi kau tidak bersama Monster itu hari ini..?!" kata seorang pria bajak laut
"kapten kami tertangkap gara-gara kalian..!" sambung bajak laut lainnya
"kalian lagi..? apa tidak kapok juga? Sepertinya kalian juga ingin di tangkap..!" kata seorang wanita
"ohya..?ingin menangkap kami..?"
"haha..kau sudah bosan hidup ternyata..!"
Para penjalan kaki yang berhenti untuk melihat mulai panik karena para bajak laut itu ingin membunuh seorang wanita.
"Sebelum kau mati, akan ku beritahu impian kami untuk memasuki Grand Line hancur gara-gara monster itu...!"
Dikerumunan, Kuina dan Zoro juga telah ikut bergabung untuk melihat apa yang terjadi.
"Zoro, siap-siap untuk membantu nya..!" kata Kuina
"Baiklah" Saat Zoro mulai melangkah maju dan akan mengeluarkan pedangnya, wanita itu telah mengalahkan kedua bajak laut itu dengan teknik pedang nya. Tapi kemudian dia kehilangan keseimbangan nya dan terjatuh di depan Zoro
Para penjalan kaki mulai tertawa melihat tingkahnya dan juga memuji nya atas mengalahkan para bajak laut itu. Wanita itu mulai bangun dan kebingungan dengan pujian dan tawaan dari penjalan kaki. Dia juga mulai panik mencari sesuatu tapi kemudian Zoro berjongkok padanya dan menyerahkan sesuatu "oi, mencari ini..?"
"Ah.. Maaf merepotkan dan terimakasih" kata wanita itu
Zoro yang melihat wanita itu tidak bisa tidak kaget dengan wajah yang dimilikinya kemudian dia melihat ke arah kerumunan yang dimana posisi Kuina berada dan dia juga memiliki wajah yang sangat terkejut.
"Ah ya, Tidak masalah.." Kata Zoro dengan kaku dan kemudian lekas berjalan ke arah Kuina dan dengan cepat pergi dari area ini.
Kuina yang masih terkejut tidak menyadari bahwa dia telah ditarik oleh Zoro, sampai ia mendengar suara teman masa kecil dan juga kekasihnya "Hei Kuina, apa dia kembaranmu..?"
"Ah..Tidak, aku yakin aku seorang anak tunggal" jawabannya
"kalau begitu kenapa dia sangat mirip dengan mu..? Ah.. apa jangan-jangan tuan Koushiro bermain-maim wanita di luar..?" kata Zoro dengan tidak percaya
"Hoi..!" Kuina memukul Zoro di kepalanya atas apa yang di katakan dan lanjut berkata "Mana Mungkin Ayah melakukannya dan jika dia mengetahui apa yang kau katakan dia akan membuatmu menderita..!"
"Ah.. Ha-ha-ha, ayo kita mencari toko senjata" kata Zoro yang mengalihkan pembicaraan
"Hah... Ayo" Kuina tau Zoro mengalihkan pembicaraan dan dia hanya membiarkannya karena dia juga tidak ingin terlalu memikirkan nya
Mereka terus berjalan sampai akhirnya menemukan sebuah toko Senjata yang sepi
"Permisi..!"
"Silahkan Silahkan" jawab pemilik Toko dengan Antusias
"Aku mencari sebuah pedang yang baik, selama itu tidak melebihi 5 juta Berry" Kata Zoro
"Ah tunggu sebentar saya akan mulai merekomendasikan beberapa pedang yang bagus" kata pemilik toko
"Baiklah"
Pemilik toko yang telat menyadari kehadiran kuina berkata "Ah Nona Angkatan Laut, apakah kau ingin mengambil pedangmu..?"
"saya..? tidak kau mungkin salah orang" kata Kuina, dia tahu mungkin yang dimaksud adalah orang yang tadi
Pemilik toko mengangguk dan tidak terlalu mempedulikan apa yang dimaksud nya. Kemudian dia mengeluarkan beberapa tipe pedang baik itu untuk satu tangan ataupun dua tangan, tapi tidak ada satupun yang menarik perhatiannya.
Tapi kemudian Zoro merasakan sesuatu seperti haus darah yang kuat di salah satu tong pedang di sudut dan berjalan ke arah itu
Pemilik toko ingin menghentikan Zoro dan berkata bahwa di sana hanya pedang berkualitas rendah yang ada tapi terganggu dengan sebuah suara.
"permisi, aku ingin mengambil pedang ku" katanya
Dia kemudian berbalik ke arah itu dan melihat 2 orang dengan wajah identik yang kini saling menatap.
"Ahhhhhh....!!" Teriak wanita yang mengunakan kacamata itu
"kauuu, bagaimana mungkin..? Kau terlihat persis sepertiku..? teriaknya lagi
"kau yang terlihat seperti ku..!" jawab Kuina dengan kesal
"Hei Kuina, lihat aku menemukan satu yang hebat disini..!" tiba-tiba Zoro berkata dengan keras
Kemudian mereka berdua melihat ke arah Zoro. Pemilik toko yang tadi kaget melihat Dua orang identik itu kemudian juga ikut melihat ke arah Zoro. Dan melihat pedang yang di pegang Zoro dia menjadi serius dan ketakutan.
"Zoro pedang itu kan..?" Kuina akhirnya juga merasakan haus darah dari pedang itu
"Sandai Kitetsu..!" Teriak wanita angkatan Laut itu
"Sandai Kitetsu..? jadi itu namanya. Ya kuina ini pedang terkutuk." Jawab Zoro dengan santai
"Kauu tahu..? tanya pemilik toko
"Tidak.. tapi aku bisa merasakannya" kata Zoro
Kemudian pemilik toko mulai menjelaskan asal mula kenapa di sebut pedang terkutuk.
"Aku tidak ingin menjualnya tuan, nanti kau bisa terkena kutukan pedang itu..!"
"Tidak, akan tetap ku ambil dan mari kita lihat apakah takdirku atau kutukan pedang ini yang akan menang." Kata Zoro
Pemilik toko dan wanita berkacamata itu kaget mendengar jawabannya.
"Hei Zoro..!" bentak kuina
"Tenang, percayalah Padaku kuina..!" kemudian Zoro mulai melempar Pedang itu ke atas dan tangan kirinya berada di bawah lintasan jatuh pedang yang telah memutar itu.
Pedang terus berputar dan jatuh melewati tangan Zoro dan menebus lantai dengan dalam.
"Lihat..? Takdirku Menang" Katanya dengan santainya
"Huh..!" Kata kuina dengan ngambek
Pemilik toko dan wanita berkacamata itu akhirnya menghembuskan nafas lega. Dan pemilik toko menjadi serius dan memikirkan sesuatu kemudian dia berlari kedalam rumah yang membingungkan ketiganya.
Dia kembali dengan membawa suatu pedang dan memperkenalkan nya juga sebagai salah satu meito yang bernama 'Yubashiri'.
"ini adalah pedang terbaik yang kumiliki di toko ini dan juga pusaka ku, aku akan memberikan nya secara gratis kepada mu termasuk sandai kitetsu. pedang-pedang itu yang memilih mu sebagai tuan mereka, termasuk meito yang di pinggang mu itu tuan.."
"apa kau yakin..?" tanya Zoro
"Ya, aku berharap pedang itu akan membantu mewujudkan mimpimu"
"terimakasih untuk itu.."kata Zoro dengan sungguh-sungguh kemudian dia berjalan keluar dari toko dan kuina juga mengikuti nya tapi kemudian dia berhenti sebentar dan menatap wanita yang mirip dengannya.
"Siapa namamu..? tanya Kuina
"Tashigi, dan kenapa itu..? Hei..!" jawabnya dan memanggil Kuina yang telah berjalan keluar setelah mengetahui namanya.
"Lihat..? Aku mendapatkan 2 pedang meito secara bersamaan hahaha." Kata Zoro
"Cih, Itu hanya kebetulan bahwa kau sedang beruntung" kata Kuina. Dia masih cemberut atas apa yang dilakukan Zoro tadi.
"Ayolah, sampai kapan kau akan cemberut terus..?"
"Huh.."
"Baiklah, ayo kita berbelanja dan membeli beberapa makanan. Lagian uangnya tidak terpakai sedikit pun. Kata Zoro
Kuina yang mendengar kata berbelanja langsung menjadi semangat " Ayo..!"
Setelah membeli beberapa baju dan makanan zoro berkata "hei ini hampir waktunya kan..?
"Iya, mari kita pergi ke panggung eksekusi.."
"Tidak menyimpan dulu baju ini..?
"Tidak apa-apa, biar kita bawa saja"
"Ya terselahlah.."
Dan mereka berdua pun berjalan ke arah panggung eksekusi
--------------
Sanji dan Reiji POV
"Kita Akan kemana Sanji..?" Kata Reiju
"hm, mari kita mencari ikan di pasar terlebih dahulu" jawab sanji tapi dia melihat ke arah lain
Reiju mengikuti arah yang di perhatikan sanji dan memperhatikan sesosok wanita yang menggunakan mantel dan topi koboi. Dia kemudian menampar kepala sanji dengan keras.
Sanji yang di tampar melihat wajah gelap Reiju dan hanya bisa tertawa kosong.
Setelah sampai di pasar mereka melihat-lihat ikan segar dan menemukan satu ikan yang menarik yaitu Tuna Gajah yang dikatakan penjualnya itu berasal dari South Blue dan tanpa ragu-ragu di beli satu ikan utuh oleh sanji.
Setelah membeli ikan mereka berdua juga membeli hal-hal lain seperti bumbu, telur, dan lain-lain.
"Kita masih memiliki waktu mari simpan ini di kapal dan berkencan sis" kata Sanji
"jika adik kesayanganku sudah memintanya apa boleh buat.." kata Reiju dengan senang
Di Waktu kencan, mereka bertemu dengan usop dan kaya yang juga sedang berkencan dan memutuskan untuk berpergian bersama.
"Ini Sudah waktunya, Mari kita Pergi" Kata Sanji
"Ya.." jawab tiga lainnya
Maaf jika tidak terlalu banyak menulis bagian Sanji, Reiju, Usop dan Kaya