Ayah Lian hanya bisa menatap Lian dan pembantu dirumahnya pergi menggunakan taksi menuju rumah sakit. Dia tidak berani lagi menghentikan Lian
" Kenapa kamu tidak mengantarkannya kerumah sakit? " Ujar ibu tiri Lian
" Bukankah kamu lihat sendiri kalau dia tidak mau aku antar? " Jawab ayah Lian dengan acuh tak acuh dan berjalan pergi menuju ruang kerjanya, meninggalkan istrinya.
Dalam hatinya, ayah Lian dilanda kekhawatiran dan penyesalan mendalam atas apa yang telah dia lakukan selama ini. Ayah Lian duduk dan bersandar di kursi kerjanya dengan mata terpejam
" kenapa aku harus menariknya? Aku selalu berusaha keras melewati tembok pembatas yang dibentuk Lian sejak saat itu, tapi, semakin hari tembok itu semakin tinggi dibuatnya. Tatapan bencinya padaku selalu mengingatkanku atas saat itu. Saat dimana dia melihat kematian ibunya tepat didepan matanya"
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh