"Silakan dinikmati dulu ya, Mas. Saya tinggal dulu," kata pengawal itu.
Alvin mengangguk. "Terima kasih, Mas."
Dan sekarang Alvin sendirian di sana. Sang pengawal dan pelayan itu telah pergi dari ruangan ini. Ia mengangkat cangkir itu dengan tangan yang lemas. Ia menyesapnya perlahan. Rasanya enak sekali. Ini bukan hanya minuman teh biasa. Ini adalah teh yang dicampur dengan madu dan ada sedikit aroma bunga chamomile.
Alvin kemudian mencicipi biskuit itu sambil mencelupkannya ke dalam teh. Ternyata setelah bertarung dan dihajar habis-habisan, ia jadi lapar juga. Alvin kemudian menghabiskan minumannya. Aneh rasanya diam sendirian di ruangan ini. Yang ada hanya suara jangkrik dan keheningan malam.
Setidaknya Alvin tidak takut pada hantu. Ruangan di sini begitu terang. Ada banyak lukisan gambar pemandangan dan tulisan aksara Cina yang digores dengan kuas bertinta. Alvin sering melihat lukisan seperti itu di rumah neneknya.