Pagi itu Rissa mengajaknya untuk sarapan nasi kuning di kompleks. Sudah lama sekali Charlos tidak makan di pinggir jalan. Ia merasa seperti sedang bernostalgia. Dulu saat ia masih bersekolah, ia sering membeli nasi kuning pinggir jalan seperti ini. Sang ibu tukang nasi kuning sudah sangat mengenalnya. Ibu tukang nasi kuning itu akan memberinya porsi yang sangat banyak supaya ia kenyang, tanpa harus menambah uang.
Ibu itu baik sekali. Saat Charlos sudah menjadi CEO, ia sempat mendatangi tukang nasi kuning itu tapi ibu itu sudah tidak berjualan. Charlos sampai bertanya-tanya pada tukang kupat tahu dan lontong kari di sekitar sana. Menurut mereka, ibu tukang nasi kuning itu sudah tua dan sakit-sakitan. Sayang sekali sampai sekarang Charlos tidak mengetahui rumah sang ibu tukang nasi kuning. Kalau ia tahu, ia pasti akan menjenguknya dan memberinya sejumlah uang yang banyak.