"Intinya kami bertengkar," jawab Rissa. "Aku tidak bisa menjelaskannya secara mendetil."
"Bukankah Mama dan Papa sudah memberikan restu, kenapa kalian masih bertengkar? Apa separah itu?"
"Ya, bisa disebut parah. Sudahlah, Ma. Untuk meluruskan hal itu, aku memang harus kembali ke Bandung."
"Lalu bagaimana dengan penjualan online-mu? Apa kamu juga akan berhenti berjualan?"
"Tidak, Ma. Aku akan tetap berjualan. Aku akan membawa semua pakaian-pakaian itu ke Bandung."
"Lalu bagaimana dengan menyanyi? Bukankah cita-citamu adalah menjadi seorang penyanyi?"
Rissa mengangguk perlahan. "Ya, Ma. Rissa harus mengundurkan diri."
Ibunya mendesah sedih. "Kamu memang sudah nekat. Kamu rela meninggalkan semua yang kamu miliki hanya agar bisa berdekatan dengan Charlos. Kamu tahu, Mama bisa saja menarik kembali restu Mama."
"Aku mohon jangan, Ma." Rissa segera meremas tangan ibunya.
"Dasar Charlos pria yang jahat! Dia sudah merebut satu-satunya putri Mama." Suara ibunya bergetar.