Rissa masuk ke dalam kamarnya, lalu mandi dengan lama. Ia sengaja menyalakan keran ke bathup lalu menuangnya dengan cairan sabun. Ia berendam di dalam sana sambil mendengarkan musik klasik dari ponselnya.
"Kak! Aku keluar dulu ya!" seru James.
"Kamu mau ke mana? Ini sudah malam!"
"Aku harus fotokopi tugas. Lalu aku mau membeli beberapa camilan. Boleh kan, Kak?"
"Baiklah. Tapi jangan lama-lama ya!"
"Iya!"
Terdengar suara pintu kamar ditutup. Rissa merelaksasikan tubuhnya. Otot-ototnya terasa kaku. Ia memijit-mijitnya pelan sambil memejamkan mata. Ia masih merasa kesal pada sikap Charlos yang arogan. Pria itu berkata seolah-olah ia adalah karyawannya yang bisa diperintahnya seenaknya. Tidak heran karena Charlos memang seorang boss besar. Pria itu terbiasa memerintah.