"Kyaaaaa"
"Stop! Ini aku, Aksa"
Untung saja Irona melihat wajah Aksa dengan jelas. Kalau tidak, stik golf itu sudah melayang dan mengenai wajah tampan Aksa.
"Kamu ngapain sih, disini?" omel Irona
"Kamu liat, deh"
Irona mengikuti arah pandang Aksa ke balik punggungnya. Ia tercengang karena Aksa sudah membuat dekorasi yang indah untuk menghias balkon kamar mereka.
"Gimana? Kamu suka?"
Irona mengangguk cepat dan mendekati dinding yang semula berwarna putih.
"Ini kamu yang bikin?"
Tembok putih yang dulu terlihat sangat bersih, kini berubah menjadi coretan pilox yang Aksa perbuat. Ia melukiskan nama Irona di dinding tersebut dengan menggunakan seni grafiti yang membuat lukisannya semakin indah.
"Kamu suka?" tanya Aksa singkat. Hati-hatinya menabuh genderang jika bisa terdengar.
Irona mengangguk dengan senyuman lebar yang tercetak jelas.
"Tapi, kalo bunda sama ayah marah, gimana?"
"Nggak akan. Kamu harus percaya sama aku"