"Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Sana sangat peduli sekali sekarang, hanya saja Wiga menghela nafasnya berat. "Aku lelah," adu Wiga membuat Sana terkekeh.
Sana diam, dia tidak benar-benar banyak diam untuk memberi Wiga celah. Hanya saja dia diam dan diam. "Sayang,"
"Bukankah lebih baik istirahat sebentar, jangan memaksakan dirimu sendiri seperti ini," Wiga menghela nafasnya nerat.
"Kuliahku baik, apa kuliahmu juga baik?" Sana menganggukan kepalanya, dia meletakkan laptop miliknya yang sedang mengerjakan tugas untuk tiga hari ke depan. "Baik, dan lancar juga,"
"Sadewa memangnya mana? Bukankah baik kamu ataupun Sadewa memiliki pekerjaan yang sama?" tanya Sana karena penasaran, Wiga menganggukan keplaanya serius. "Tentu,"
"Hanya saja dia sedang pergi menemui pacarnya," Sana yang mendengar hal itu menjadi sangat terkejut. "Pacarnya?" tanya Sana mengulanginya, Wiga menganggukan kepalanya tegas sekali walaupun Wiga tahu jika Sana tidak akan melohatnya dengan jelas.
"Iya,"