"Sayang?" Afka memanggil Ghirel dengan suaranya yang hangat. Sang istri masih terdiam sejak bertemu dengan Rehna. Gadis itu terus memandang ke jalanan dengan pandangan yang kosong seakan sedang melamun.
"Kamu baik-baik aja?" Tanya Afka. Tangan kiri Afka mengusap pundak Ghirel, berusaha menenangkan sang istri. Dia tau bahwa Ghirel menahan amarahnya sejak tadi.
Ghirel menghela nafasnya panjang kemudian melirik Afka dan tersenyum. "Aku gak apa-apa, cuman kepikiran aja tadi aku nyakitin hati Tante Rehna enggak ya?"
Afka sampai mengerem dadakan mendengarnya. Untung saja jalanan sedang cukup sepi sehingga tidak menimbulkan masalah dengan pengendara lain. Dia kira Ghirel memikirkan bagaimana cara menyingkirkan Rehna, tetapi nyatanya gadis itu malah memikirkan perasaan Rehna.
"Kamu kenapa Afka?" Tanya Ghirel saat melihat Afka yang sedang terperangah. Ghirel menempelkan punggung tangannya ke dahi Afka, memeriksa suhu tubuh suaminya.