=Ami POV=
Aku masih belum dapat memejamkan kedua mataku lagi. Duduk bersandar pada tempat tidur sambil memainkan sepasang anting, itulah yang kulakukan sepanjang malam selain mendengarkan para semut yang berbaris di pojok ruangan.
Aku ingin pergi, sesuatu membuatku ingin keluar dari rumah bahkan desa ini. Entah ini akan baik atau tidak, namun aku ingin melihat dunia luar. Saat aku membuka pintu hendak keluar, kudapati bang Arlan sedang berdiri tepat di depan pintu yang kurasa dia terkejut dengan kehadiranku.
"Aku akan ikut ke TImur," ujarku tana basa basi. Bang Arlan masih menatapku tak bereaksi.
"Ayo!" dia segera berbalik dan mengajakku keluar.
Aku mengernyitkan dahi heran, kenapa dia tidak bertanya apapun. Kenapa dia tidak mengkhawatirkan keadaanku yang baru saja kembali sadar setelah tidur panjang kedua. Kenapa dia? Ah maksudku, apa dia tidak benar-benar mempedulikanku?