Unduh Aplikasi
0.71% DUPLICATE. / Chapter 2: AWAL YANG BURUK?

Bab 2: AWAL YANG BURUK?

Author POV

Seorang lelaki berparas rupawan, dengan tubuh layaknya seorang atlet profesional menambah kesan yang begitu diidamkan banyak perempuan. Kini, Pemuda tersebut berada di sebuah ruangan yang akan mengantarkannya pada hukuman.

Tak tak tak

Bunyi jari telunjuk wanita paruh baya yang diketukkan di atas meja, mampu memenuhi ruang konseling yang menyisahkan mereka berdua. Wanita itu mengernyitkan kedua matanya melihat sosok pemuda yang berada di hadapannya ini.

Pemuda tersebut duduk dengan kaki kiri yang berada di atas lutut kaki yang kanannya. Tidak ada rasa ketakutan yang tersirat di raut wajah pemuda itu.

"Katanya mau jadi orang yang berguna di masa depan? Apakah kamu tidak bisa melihat tingkah lakumu yang seperti ini?" ucap bu Ratna menertawakan pemuda yang berada di hadapannya.

Mendengar hal tersebut, senyuman manis justru dilontarkan pemuda itu. Hal ini, membuat Bu Ratna kembali menampakan wajah sinisnya, dirinya kemudian menghirup napas yang panjang dan menahan emosi begitu melihat tingkah pemuda ini yang makin menjadi-jadi.

"Sudahlah Alfaeyza, anak dari Gabriela dan Alexander yang bertekad ingin menjadi orang yang berguna pada masa datang, sehingga orang-orang tahu siapa itu Alfaeyza sebenarnya. Itukan yang ada di setiap sampul buku kamu? Semua guru sudah tahu akan hal itu. Apakah kamu tidak malu dengan tekad dan tingkah lakumu yang bertentangan itu?" ucap Bu Ratna menyatukan jari-jari di kedua tanganya. Bu Ratna sangat menyayangkan kelakuan pemuda di hadapannya ini yang bertolak belakang dengan tekadnya yang bagus itu.

Alfaeyza— selain tampangnya yang disukai banyak perempuan, Alfa merupakan seorang remaja yang selalu bergelut dengan masalah. Dia senang sekali melakukan tindakan-tindakan bodoh hanya untuk menghibur dirinya sendiri di tengah kejenuhan masa sekolah. Alfa juga orang yang selalu berada di garis terdepan untuk selalu melindungi dan membela orang-orang terdekatnya. Namun, Alfa memiliki beribu banyak misteri di hidupnya yang tidak diketahui banyak orang. termasuk adik kesayangannya.

"Lah bu, mengapa saya harus malu? Bukankah kita akan lebih sukses kalau menjadi diri sendiri?" ucap Alfa dengan senyuman dan alis yang dinaik turunkan. Kurang ajar!

"Tapi kamu kan bisa melihat situasi dan kondisi dulu! Kamu melakukan kenakalan hampir setiap hari loh. Setiap hari. Apa kamu tidak bosan melihat wajah ibu di ruang konseling terus? kamu sebentar lagi akan lulus Fa! Makanya berikan image yang baik begitu loh, sebelum kamu lulus dari sini!" Keluh bu Ratna kepada anak didiknya ini.

"Mengapa saya harus bosan melihat wajah ibu? Ibukan cantik dan masih muda. Jadi saya betah di ruang konseling setiap hari. Untuk masalah image, hehehe itukan pandangan pribadi orang lain bu. Jadi, saya tidak berhak untuk 'menuntut' pandangan tersebut." ucap Alfa dengan melebarkan senyuman. Menyebalkan, itulah kata yang tepat yang dirasakan Bu Ratna.

"Haduh, bisa-bisa saya cepat keriput kalau setiap hari marah terus sama kamu, Fa. Ya Sudah, kali ini kesalahanmu saya maafin." Ujar Bu Ratna yang sudah kebingungan untuk memberikan hukuman kepada Alfa. "Tetapi jangan diulangi lagi, ya! Usilin pak Wahyu lagi, kasihan loh dia! Tolong gantian buat usilin guru yang lain juga dong!" Canda Bu Ratna karena pemuda ini memang tak tahu diri. 

"Ok bu, siap! Saya pastikan tiada guru yang iri akan kelakuan saya." ucap Alfa dengan penuh keyakinan.

"Ok nanti saya buatkan daftar hukuman untuk kamu. Kalau perlu sampai kamu menyesal. Sana silahkan keluar!" ucap Bu Ratna sudah tak tahan dengan perilaku Alfa.

"Siap bu, saya permisi." Ucap Alfa diikuti dengan mencium tangan Bu Ratna lalu pergi meninggalkan ruang konseling ini.

Melihat Alfa pergi dari ruangan konseling membuat Bu Ratna menggelengkan kepala dan menyebutkan nama Alfa berulang. "Alfa-Alfa."

Begitu Alfa melangkahkan kakinya keluar ruangan konseling, dirinya bertemu dengan Sheila. Sheila merupakan adik kesayangan satu-satunya yang dimiliki oleh Alfa. Sheila memiliki tingkah yang begitu humble kepada semua orang, hal inilah yang membuat Sheila memiliki banyak teman dan akrab dengan sahabat Alfa. Sheila juga merupakan seorang Kpopers, sehingga tak heran jika dirinya selalu excited terhadap hal-hal yang berbau budaya korea.

"Ngapain lo di sini, Dek?" Tanya Alfa kepada Sheila.

Sheila yang sedang asyik memainkan ponselnya pun menengok ke sumber suara "Lah, lagian kenapa Abang selalu bikin masalah, sih? keluar masuk ruangan konseling mulu!" keluh Sheila kepada Alfa yang sejak SMP sudah sering keluar masuk ruangan konseling.

Mendengar pertanyaan dari Sheila membuat Alfa tersadar, mengapa Sheila menemuinya kali ini.

"Mau traktiran apa?" ucap Alfa to the point mengingat dirinya kalah taruhan dengan adik semata wayangnya ini.

"Hehehe, kita bisa basa-basi dulu kali, Bang. Gue udah nyiapin beberapa topik, nih." Jawab Sheila dengan cengiran yang membuat Alfa memutar bola matanya jengah.

"Ga usah basa-basi. Kelamaan nanti. Padahal tujuan utama lo juga nagih traktiran, kan?" tebak Alfa benar. Alfa kemudian merangkul Sheila untuk pergi menuju kantin.

Sheila hanya tersenyum dan memegang tangan kanan Alfa yang berada di pundak kanan Sheila. "Abang ngapain lagi kok bisa masuk konseling?" Ujar Sheila kembali melontarkan pertanyaan yang sama.

"Adadeh, mau tahu aja lo! masih kecil juga!" jawab Alfa yang membuat Sheila mengerucutkan bibirnya. 

Saat diperjalanan menuju kantin, Alfa dan Sheila bertemu dengan Tata yang hendak menuju ruang konseling.

"Kak Tata?" panggil Sheila tatkala dirinya melihat Tata.

Tata merupakan sahabat baik yang Alfa miliki. mereka sudah bersahabat sejak masih kecil. Tak hanya berkarib dengan Alfa, Tata juga akrab dengan Sheila dan keluarga Alfa. Tata juga merupakan orang yang tidak pandai untuk berbohong. Ia memiliki sifat yang blak-blakan dan akan membahas hal-hal yang membuat hatinya mengganjal kepada orang yang bersangkutan. 

"Mau kemana kak?" Tanya Sheila kembali tatkala Tata berjalan menghampiri Alfa dan Sheila.

"Lah, ini anak disini ternyata." ucap Tata melihat keberadaan Alfa yang bersama Sheila, "Niatnya mau nyariin dia di ruang konseling," jawab Tata jujur sekaligus menunjuk ke arah Alfa.

"Kenapa orang-orang pada nyariin gue, sih?" Tanya Alfa keheranan.

"Lah, bukannya lo mau ngajarin gue materi fisika, Lupa ya?" jelas Tata mengingatkan. Tak bisa dipungkiri juga kenyataan bahwa Alfa benar-benar pintar untuk setiap mata pelajaran yang mereka dapatkan. Hal ini juga membuat Alfa sering mengikuti olimpiade di SMA tersebut.

"Engga lupa sih sebenarnya, tapi waktu gue keluar dari ruang konseling, gue udah ditodong gini sama ini bocah." ucap Alfa dengan melirik ke arah Sheila.

Mendengar hal tersebut membuat Sheila tersenyum senang, "kak Tata ayo ikut makan di kantin! Bang Alfa yang akan bayarin semua makanan kita. Sepuasnya." Sheila menatap Tata dengan wajah yang berbinar, tanpa melirik sedikitpun ke arah Alfa yang menunjukan wajah kagetnya.

"Wah kenapa jadi tambah personil? Ini bukan mau bikin grup band, woy!" Protes Alfa mendengar ajakan enteng yang diberikan Sheila kepada Tata.

"Yang kalah PTS (Penilaian Tengah Semester 1) gak boleh protes!" ucap Sheila dengan cengirannya yang ambigu.

Alfa dan Sheila sebelumnya telah melakukan taruhan untuk mendapatkan nilai terbaik pada angkatan mereka masing-masing. Alfa kini telah menduduki bangku kelas 3 SMA, sedangkan Sheila masih duduk dibangku kelas 1 SMA. Nilai mereka hanya terpaut dengan jumlah selisih 30 poin pada seluruh mata pelajaran mereka masing-masing. Walaupun mereka berdua menduduki peringkat satu paralel pada angkatan mereka.

Alfa hanya terdiam dan melanjutkan perjalanannya meninggalkan Sheila dan Tata. Setelah beberapa langkah, Alfa berhenti dan berucap "Ayo buruan, keburu masuk nih!" tanpa menghadap ke belakang. Setelah mendengar ucapan Alfa, Sheila dan Tata pun saling menatap dan tersenyum. Tak butuh waktu lama, Sheila dan Tata bergandengan tangan untuk mengikuti langkah Alfa menuju kantin.

Setibanya di kantin, mereka bertiga duduk di meja paling pojokan kanan. Meja itu selalu kosong, tidak tahu kenapa? Tetapi saat mereka datang selalu saja meja tersebut yang tersedia. Padahal tempatnya biasa aja, gak ada yang kurang sedikitpun dibandingkan meja kantin lainnya.

"Ratu itu siapa yang berada disamping Alfa sama Tata?" Tanya seorang wanita yang merupakan fans fanatik dari Alfa.

"Yah, saingan lo bertambah lagi Rat, dari satu jadi dua, dong!" ucap teman cewe yang lainnya. Mendengar hal tersebut membuat wanita bernama Ratu pun menengok ke meja Alfa. Wajahnya begitu sinis memandangi keberadaan Sheila disamping lelaki incarannya.

Alfa yang sedikit merasa dipandang pun menengok ke arah Ratu. Seketika itu juga Ratu memberikan senyuman manis yang membuat Alfa menelan ludahnya. Alfa Pun mengalihkan pandanganya dan merasa menyesal telah melihat ke arah Ratu.

"Gila ya Rat, cowok idaman lo keren juga!" puji teman cewe ratu yang turut terpesona dengan keindahan Alfa.

"Ya iyalah, siapa coba yang gak demen sama Alfa? Sudah tinggi, ganteng, cool, bad boy parah, pinter lagi. Gak kebayangkan gimana senengnya gue jadi pacarnya Alfa. Apalagi kalau gue bisa sampai jadi istrinya, bakal hidup bahagia rumah tangga gue." Halu Ratu yang mulai memandang masa depan jika bersama Alfa.

"just in your dream, baby." ucap Bella— temannya Ratu, pelan namun ucapan itu terdengar oleh Ratu.

"Apa lu bilang?" tanya Ratu memastikan dengan memelototkan matanya ke arah Bella.

"Bercanda sayang," jawab Bella dengan cengirannya.

***

KRIIIIIIIIIING

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi. Alfa dan Sheila kemudian bergegas untuk pulang ke rumah dengan mengendarai mobil pribadi milik Alfa. Biasanya, Tata akan pulang bersama mereka. Namun, kali ini Tata memiliki urusan dengan teman-teman sekelompoknya. 

Perjalanan Alfa dan Sheila cukup lancar di tengah jalanan Ibu Kota Jakarta. Namun, tanpa mereka sadari ternyata ada sebuah mobil yang mengikuti ke arah mereka. Entah sebuah kebetulan atau bagaimana, tiba-tiba saja mobil yang dikenakan oleh Alfa mengalami masalah yang membuat mobil Alfa terhenti di pinggir jalan setelah Alfa menepi.

"Bentar ya, Abang lihat dulu!" Ucap Alfa kepada Sheila. 

"Siap Bang," jawab Sheila tanpa memandang ke arah Alfa, pandangan Sheila tetap mengarah ke layar ponsel yang menunjukan sang idola tengah melakukan live instagram.

Alfa kemudian menuruni mobilnya dan bergerak menuju mesin depan mobil miliknya. Dibukanya dan dilihat dengan teliti mesin-mesin yang ada dihadapannya kini. Ternyata memang ada sedikit masalah mengenai mesin tersebut, untungnya Alfa cukup mahir dalam mengotak atik mesin. Setelah selesai dan menutupnya, Alfa pun terkejut melihat adik tercintanya berada di sekapan orang tak dikenal. 

Mulut Sheila kini dibekap oleh seseorang yang mengenakan topeng di wajahnya, serta sebuah pisau yang sudah berada di dekat leher Sheila. Terdapat dua orang pria lainya yang memakai kostum serupa dengan pria yang menyekap Sheila. Melihat hal tersebut, Alfa mendekati mereka dan tidak berbuat hal yang gegabah.

"Alfaeyza Alexander, Itu nama lo kan?" Ucap salah satu pria tersebut, dengan menodongkan pisau ke arah Alfa. Alfa masih tidak mengerti dengan situasi yang mendadak ini. Bahkan orang-orang tersebut mengetahui nama lengkap Alfa.

"Hm, Siapa kalian?" Jawab Alfa dengan menganggukan kepalanya. Wajah Alfa kini berubah datar dan sinis. Alfa memang menguasai seni bela diri, bahkan melebihi mereka. Namun, entah mengapa sesuatu akan terjadi jika Alfa sedikit mengalah untuk hari ini.

"Lo gak perlu tahu siapa kami! Kami tidak akan nyakitin adek lo, asalkan lo ikut sama kami!" Ucapan sombong keluar dari mulut seorang pria yang tengah membekap Sheila.

"Ok, lepasin adek gue! Gue turutin semua omongan kalian!" ucap Alfa yang tak bisa melihat adeknya menderita sedikitpun.

Disisi lain, Alfa juga penasaran siapa yang menyuruh mereka untuk membuntuti Alfa dan Sheila. Sebenarnya, Alfa mengetahui jejak mereka saat Alfa tak sengaja melihat mobil mereka melalui kaca spion. Tetapi Alfa terlalu santai untuk memikirkan hal tersebut, terlebih Alfa tidak berpikir bahwa kejadian ini akan terjadi.

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Alfa, pria yang membekap Sheila pun memerintahkan kedua temanya untuk membawa Alfa. Tanpa menunggu lama, kedua temanya pun berjalan mendekati Alfa, kemudian mengikat kedua tangan Alfa dibelakang dan menutup kepalanya menggunakan kain hitam.

"Dek, Lo pulang dulu ya! Biar gue urus mereka." Perintah Alfa dengan wajah yang sudah tertutup dan tangan yang terikat kebelakang.

"Bang, Sheila gak mau! Sheila gak mau pulang sendiri!" Sheila kini menangis ketakutan, matanya tak lepas tertuju ke arah Alfa.

"Pulang dulu aja! Nanti Abang nyusul. Janji." ucap Alfa dengan berjalan menuju mobil pria tak dikenal itu dengan sedikit didorong.

"Pulang aja ya cantik! Dengerin kata Abangnya!" ucap Pria yang membekap Sheila dengan tertawa. Akhirnya Sheila dilepaskan, dan pria tersebut pergi menuju mobilnya.

Sheila menangis dengan melajukan mobilnya. Sempat dirinya mengikuti mobil yang digunakan penjahat itu. Tetapi Sheila kehilangan jejak karena mereka terlalu cepat untuk melaju.

***

Disinilah Alfa berada. Di sebuah ruangan yang kosong dengan keadaan duduk terikat dan tubuh memar akibat beberapa pukulan yang Alfa terima. Tak lupa, kain hitam yang digunakan sebagai penutup kepala pun masih terpasang di kepala Alfa. Dirinya hanya sedang menunggu seseorang untuk datang atau mungkin orang tersebut akan membunuh Alfa.

Alfa berusaha menajamkan pendengarannya sejak tadi, tapi nihil. Setelah kepergian ketiga orang yang menyekap dan memukulinya disini, Alfa sama sekali tidak mendengar suara apapun. Pintu luar terlalu jauh untuk dijangkau pendengaranya. Tapi sebelum mereka pergi, salah satu dari mereka berbicara kepada 'bos' yang menyuruh mereka. Hal inilah yang sebenarnya ditunggu oleh Alfa.

Klang...

Suara pintu dari besi yang ada di ruangan tersebut mampu membuat Alfa menggerakan kepalanya karena suara decitan yang tiba-tiba memasuki telinganya. Kini, Alfa hanya menunggu hal menarik apa yang akan menyambutnya setelah ini.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
Afisar_07 Afisar_07

Jika kalian suka dengan cerita ini. Tolong dukung cerita ini dengan menambahkan di collection, memberikan ps atau gift, serta memberikan kritik saran di komen!

Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Daftar Isi

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C2
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk