"Lis.. Lisa…" Lirih Andien pelan. Wajahnya semakin lama semakin pucat dan seringkali suaranya tidak terdengar karena nafasnya sudah tersengal - sengal.
"Lihat gue Lis," Pinta Andien dengan mata yang berkaca - kaca. Mendengar itu langsung membuat Lisa menoleh dan melihat ke arah Andien, "Lo apa apaan sih.. Lawan lo itu, itu mereka L-Lis.. Mana mungkin lo bisa ngalahin mereka semua? Sudah, biarkan aja gue, mungkin ini sudah jalannya…"
Tapi, entah seberapa keras suara Andien atau seberapa banyak wanita itu mengatakan kalau tidak mungkin ia bisa menyelamatkan dirinya, Lisa tidak memperdulikan itu semua. Ia hanya mengkhawatirkan kondisi Andien yang semakin lama semakin terlihat pucat. Sangking pucatnya, Lisa sampai tidak bisa membedakan yang mana dinding, yang mana wajah Andien.