Sesampainya Oscar di kantor, Dani sudah menunggunya di ruang kerjanya. Penampilan pria bertubuh kekar itu terlihat berantakan, ditambah rambutnya yang terlihat acak - acakan.
"Orang yang memegang 5% saham dari perusahaan tidak muncul sama sekali, Pak Oscar. Tapi dari hasil pengamatan saya untuk waktu yang lama, pemegang saham itu bukan lah orang dekat dari lingkup anda. Tapi saya yakin orang itu berusaha untuk melindungi anda dan perusahaan ini."
"Kalau menurutku, sepertinya dia orang yang dekat denganku," Balas Oscar sambil melepas blazer kerjanya. Ia melinting lengan kemejanya lalu duduk di kursi kulit, "Dekat maksudku adalah, ada hubungan darahnya."
Mendengar itu membuat Dani mengernyitkan dahinya, "Pak, itu yang berusaha saya katakan ke anda. Orang - orang kepercayaan saya sudah sering kali bilang kalau mereka melihat Paman di Rumah Putih. Kalau sudah seperti itu, saya khawatir…"
Kalimat selanjutnya pun Dani tidak berani untuk melanjutkan.