Diana sibuk mengerjakan tugas kelompok di studio musik. Diana mendapat bagian untuk membuat arasemen musiknya. Walau jam sudah menunjukkan pukul 19:30 tetapi Diana seperti tenggelam dalam dunianya sendiri, begitulah Diana jika sudah berurusan dengan musik.
"Di ayo pulang" ajak teman sekelompoknya
"iya duluan, tanggung masih ada yang mau gue kerjain" jawab Diana dengan mata yang masi terfokus pada kerjaannya.
"yaudah kita duluan ya" pamit kedua temannya dan disambut anggukan oleh Diana
Akhirnya tinggallah Diana seorang diri di studio musik. Asalkan itu berhubungan dengan musik, sendiri pun bukan masalah bagi Diana. Karena jika sudah berhubungan dengan musik, Diana merasa seperti tenggelam dalam dirinya sendiri. Dia sangat menikmati dan menyukai musik.
Sampai akhirnya suara notifikasi di ponselnya membuyarkan fokus Diana.
Kak Bri
P
Diana
P
Kak Bri
Udh pulang di?
Diana
Blm
Kak Bri
Serius?
Diana
Y
Kak Bri
Dmn?
Diana
Kampus
Kak Bri
Ngapain?
Diana
Nugas
Kak Bri
Mau ke tpt service hp ga?
Diana
Ngapain?
Kak Bri
Benerin hp
Diana
Hp siapa yg rusak?
Kak Bri
Emg hp lo ga rusak?
Diana
Gak
Kenapa hp gue rusak?
Kak Bri
Gue kira hp lo keyboard nya rusak
Balesnya singkat2 amat
Diana
Lagi mls chat
3 menit
5 menit
10 menit
Diana menunggu balasan Brian, tapi sampai 10 menit pesan Diana tidak mendapatkan balasan apapun.
HEY INI DIANA NUNGGUIN KAK BRIAN!!!
"masa di read doang si? Dia gak mau basa-basi tanya apa gitu?" sungut Diana kesal sembari melihat kembali riwayat pesannya dengan Brian
"… Lama-lama gue heran sama diri gue sendiri, padahal kenal sama kak Brian juga belum lama. Kenal juga gak deket-deket amat, baru chatingan beberapa kali. Tapi pas liat kak Brian jalan sama cewe kaya tadi, kenapa gue kesel ya? Padahal apa hubungannya sama gue? Kayanya gue udah gak waras" ucapnya lagi sembari geleng-geleng kepala
"siapa yang gak waras?" tanya Brian yang tiba-tiba muncul di belakang Diana
Diana tersentak saat mendengar suara Brian di belakangnya. Diana langsung memutar badannya dan menemukan Brian yang sedang berdiri di hadapannya, menatapnya dengan ekspresi datar. Tapi tampan!! Harus Diana akui itu
"kak, sejak kapan disitu?" tanya Diana terkejut
Diana takut Brian sudah dari tadi berdiri disana, jika memang iya. Itu tandanya Brian mendengar semua apa yang tadi Diana ucapkan. Dan itu akan membuat Diana malu sendiri pastinya.
"barusan" jawab Brian
"barusan?" ulang Diana
"kenapa?" tanya Brian bingung
"enggak, ngapain kesini kak?" tanya Diana mengalihkan pembicaraan
"jemput lo" jawab Brian
"ha? Dalam rangka apa?" Diana terheran-heran dengan jawaban Brian barusan.
Gimana gak heran, kalau tadi cuma pesan Diana Cuma dibaca doang, terus sekarang kenapa tiba-tiba muncul dan bilang mau menjemput Diana? Brian ini memang pria misterius atau bagaimana sebenarnya? Setidaknya itulah yang ada di fikiran Diana
sekarang.
"gak dalam rangka apa-apa, gue mau ngajak lo ke suatu tempat" jawab Brian
"tapi saya masi nugas" Diana terlihat bimbang melihat tugasnya yang memang belum rampung di kerjakan
"bawa aja tugasnya, sekarang ikut dulu" jawab Brian
Diana berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Dia membereskan sejenak buku-buku dan alat tulisnya yang ada di atas meja.
"udah?" tanya Brian begitu melihat Diana menenteng tas nya
"udah" jawab Diana sembari tersenyum
Padahal baru beberapa menit yang lalu Diana kesal dengan Brian, tapi sekarang dia sudah tersenyum senang berjalan di belakang Brian. Perempuan memang begitu, cepat marah cepat juga luluhnya.
Mengingat ini pertama kali mereka pergi bersama, membuat keduanya sama-sama bahagia sekaligus nervouse tentunya. Tapi seakan tidak terjadi apa-apa mereka berdua mencoba untuk terlihat biasa saja.
Brian berhenti tiba-tiba dan membuat Diana yang berjalan di belakang nya tidak sengaja menabrak punggung Brian. Diana berjalan tidak melihat depan, melainkan melihat lantai dan melamun. Itulah sebabnya Diana tidak menyadari jika Brian berhenti tiba-tiba.
"aduh.. " ringis Diana mengusap keningnya yang baru saja menabrak punggung Brian ".. Kenapa berhenti si kak?" tanya Diana kesal
"kenapa jalan di belakang sih? Sini lah jalan di samping" tegur Brian sembari menarik tangan Diana untuk berdiri di sebelahnya. Jadi sedari tadi sebenarnya Brian tidak nyaman jika Diana berjalan di belakangnya. Diana yang saat itu tangannya ditarik oleh Brian rasanya seperti tahan nafas.
"nanti kalo lo tiba-tiba ilang gimana? Jadian juga belum, masa lo nya udah ilang" ucap Brian
Oke Brian Pranata, ini Diana beneran gak bisa nafas rasanya! Bukan tahan fas lagi, Diana sesek nafas. Diana baper mendengar ucapan Brian barusan. Tapi sayangnya Brian berbicara seperti itu dengan ekspresi yang super BIASA-AJA, jadi Diana bingung mau dilanjukan bapernya atau dilupakan saja?
"jadi kalo udah jadian, saya ilang gapapa?" tanya Diana sok cuek padahal hati Diana was-was menanti jawaban Brian
"jadian ga jadian, lo tetep gak boleh ngilang kemana-mana" jawab Brian lalu berjalan lebih cepat dan meninggalkan Diana
Brian cukup terkejut mendengar pertanyaan Diana barusan. Brian tidak menyangka jika jokes nya bisa dibalas jokes juga oleh Diana. Brian pikir Diana akan seperti perempuan kebanyakan, yang hanya akan senyum malu-malu.
"emang ga salah naksir cewe gue" ucap Brian tersenyum bangga
"kak ko saya ditinggal" teriak Diana sembari berjalan lebih cepat untuk mensejajarkan langkahnya dengan Brian
----
Mobil Brian berhenti di depan sebuah rumah besar
"ini... " Diana bingung harus komentar apa ketika keluar dari mobil, rumahnya gede banget sodara-sodara! Bener deh ini gosip Brian anak konglomerat.
"ini rumah gue, tenang aja gue gak akan ngapa-ngapain lo! ayo masuk" ajak Brian
Diana hanya mengikuti Brian dari belakang
"bang, dari mana aja sih? Baru aja gue mau nitip makan, udah ngilang aja" ucap seorang gadis ".. Eh kak Diana?" gadis tersebut cukup terkejut saat melihat Diana masuk kedalam rumah
"Jeni bukan sih?" tanya Diana ragu
"iya kak, aku yang waktu itu nyamperin kaka minta bantuan tugas" jawab Jeni semangat
"oh iya.. iya" Diana mengingat kejadian saat Jeni menghampirinya "kalian berdua kaka adek?" tanya Diana tak percaya sembari menunjuk Brian dan Jeni
"iya, kenapa kak? Kaget ya? Ga nyangka ya?" tanya Jeni
Diana mengangguk sembari tersenyum canggung
"banyak kok kak yang gak tau, soalnya jarang bareng-bareng juga. Paling sesekali aja kita pulang bareng, kaya tadi" jelas Jeni
"oh, jadi tadi Kak Bri pulang sama Jeni? Yang boncengan naik motor itu?" tanya Diana memastikan
"kok lo tau? Emang tadi liat?" tanya Brian heran
"Liat, tadi saya baru keluar kelas mau ke studio. Trus liat kakak bonceng cewe" jelas Diana
"ciye merhatiin... " goda Jeni
"ga gitu Jen, tadi ga sengaja aja liat" elak Diana
"oh, jadi karena itu lo td bales chat gue singkat-singkat? Lo kira gue jalan sama cewe lain gitu?" tebak Brian tepat sasaran
Diana langsung tertawa canggung, sementara Jeni melihat Diana bingung. Sepertinya Jeni bingung maksud dari pertanyaan abangnya.
"hahaha, apasih! Tadi lagi pusing sama tugas makanya males gitu balesnya" elak Diana
Diana ngelak mulu nih. Tapi entah mengapa setelah tau yang di bonceng oleh Brian tadi sore adalah Jeni perasaan Diana menjadi lebih lega.
"kenapa gue seneng kalo itu jeni? Sadar Di, sadar!!!! " Diana berusaha menyadarkan dirinya sendiri
"kenapa kak? Kok geleng-geleng?" tanya Jeni
"hah? Oh, enggak.. Gapapa"
"tapi, kak Di ko bisa bareng sama Bang Brian?" tanya Jeni heran
Diana bingung harus menjawab apa. Masa bilang kalo Brian tiba-tiba jemput? Nanti Jeni malah makin curiga dan mikir macem-macem.
"udah, nanti-nanti aja introgasinya! Gue mau ada urusan dulu sama dia" potong Brian sembari memegang tangan Diana dan mengajaknya meninggalkan Jennie
"bang, jangan pegang-pegang" ucap Jeni protes
"kalo ga gini, pasti ga bakal kelar-kelar di ajak ngobrolnya sama lo" jawab Brian tanpa menoleh sedikitpun ke Jeni
Sementara Diana???
Diana diem aja sembari ngeliatin tangannya yang sekarang lagi di pegang Brian, ini kedua kalinya. Bukan di pegang sih ya, lebih kearah dituntun sepertinya. Jadi, ga seromantis ala-ala drama korea. Tapi jika ditanya bikin baper atau tidak?
Tentu saja dua-duanya baper. Yang di pegang sama yang megang, dua-duanya baper!
"bang, beliin makanan dulu" teriak Jennie lagi
"bentar, berisik amat sih" sahut Brian
Brian mengajak Diana menaiki tangga. Sesampainya di lantai atas, Brian melepaskan genggaman tangannya pada Diana. Ada sedikit rasa kecewa ketika genggaman itu dilepas.
“Kita mau ngapain kak?" tanya Diana berusaha mengalihkan perasaannya
"sini ikutin gue"
Brian berjalan ke arah kiri dari tangga, diikuti oleh Diana di sebelahnya. Mereka masuk kedalam semacam lorong kecil, lalu ada pintu di ujungnya. Sejujurnya Diana sudah takut melihat tempat yang cukup redup lampunya, tempatnya juga seperti tertutup. Diana ingin berfikir yang aneh-aneh, tapi masa iya kak Brian begitu? Sepertinya ga mungkin! Tapi rumornya Brian kan playboy, gimana kalau memang benar Brian ingin melakukan hal yang aneh-aneh?
"coba lo yang buka" suara Brian membuyarkan lamunan Diana
"hah? saya?" tanya Diana antara terkejut dan bingung
Brian mengangguk...
Diana berjalan sampai depan pintu tersebut. Dengan perasaan was-was, takut dan penasaran akhirya Diana memutar gagang pintu dan membuka pintu tersebut.
Dan ketika pintu tersebut terbuka, semua perasaan khawatir yang tadi terlintas menghilang begitu saja. Berganti dengan senyuman takjub.
"gila, keren banget... " puji Diana takjub